Salam Sawit Indonesia,
Sawit adalah berkah. Banyak manfaatnya yang belum optimal dikembangkan. Salah satunya adalah kandungan fitonutrien (vitamin A dan E). Kalaupun ada pemanfaatan vitamin A dan E baru terlihat di bidang pangan. Padahal, potensi fitonutrien sangat dibutuhkan beragam sektor industri mulai farmasi, kecantikan, dan kesehatan. Sangat disayangkan apa bila potensi ini tidak bisa dimaksimalkan.
Disinilah, sinergi antar pemangku kepentingan perlu digerakkan. Pemerintah, pelaku industri, perguruan tinggi, peneliti, dan konsumen dapat saling mendukung. Fitonutrien dapat dikatakan harta karun tersembunyi. Nilai tambahnya sangat tinggi. Memang perlu usaha lebih besar. Terutama berkaitan riset produknya. Indonesia harus mengambil peluang ini. Kalau tidak ingin ketinggalan dengan negara lain.
Rubrik Sajian Utama edisi ini mengulas potensi fitonutrien sawit yang belum tersentuh secara optimal. Sumber naskah berasal dari lima pembicara dalam Dialog Webinar bertemakan “Fitonutrient Sawit untuk Gizi Kesehatan dan Personal Care” yang diselenggarakan Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) bersama Majalah Sawit Indonesia. Salah satu pembicara, Dr.Darmono Taniwiryono menerangkan Minyak sawit sudah dikonsumsi sebagai fitonutrien alami secara turun temurun sejak 5.000 tahun lalu di Afrika Barat. Tetapi, pola konsumsinya di negara asal sawit berbeda dengan di Indonesia. Sejatinya, mengonsumsi minyak sawit secara alami tanpa proses bleaching dan deodorized. Artinya, kandungan vitamin A lebih tinggi akan menjadi asupan gizi. Fungsi utamanya mencegah stunting.
Pembicara lainnya adalah Ahmad Gazali Sofwan Sinaga, peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Ia menerangkan kandungan fitonutrien minyak sawit sangat bagus untuk kesehatan dan bahan aktif produk kosmetik dan perawatan kulit. Pusat penelitian kelapa sawit tertua di Indonesia telah mengembangkan beragam produk perawatan tubuh seperti lipstick dan skincare dari sawit.
Pelaku industri yang diwakili Rapolo Hutabarat, Ketua Umum APOLIN, mengungkapkan bisnis vitamin A dan E sangat menggiurkan di pasar internasional. Sebagai contoh, harga beta karoten natural untuk vitamin E di pasar internasional mencapai 350 dollar AS atauRp 7.500/kg, sedangkan beta carotene sintesitis sebesar 250 dollar AS atau Rp2.000/kg. Sedangkan harga tocopherol natural 100 dollar AS/kg, sedangkan yang sintetis 20-75 dollar AS/kg.
Pembaca, kami harapkan edisi ini menyuguhkan informasi terkini seputar kelapa sawit. Tak ada gading yang takretak. Kami mengucapkan mohon maaf apa bila ada kesalahan. Semoga kita dapat menjalani bulan Ramadhan. Dan tetap menjaga protokol kesehatan demi keselamatan kita dan orang di sekitar kita. Tabik.