Pada tanggal 5 April 2010 saya tiba-tiba diundang oleh Joko Supriono, Sekretaris Umum GAPKI. Sekitar pukul 07.00 saya ditelpon dan ditanyai apakah ada waktu untuk bersama-sama menerima kunjungan pihak Unilever di kantor GAPKI Pusat di Jakarta. Nada bicara Joko sangat mengharapkan saya menyediakan waktu karena katanya saya berani berbicara lebih tegas karena memiliki bahan bahan yang lebih luas mengenai hal yang berkaitan dengan masalah Unilever dengan Sinar Mas. Sebenarnya saya sudah berencana untuk menghadiri undangan Menteri Kehutanan pada acara pembukaan pameran kehutanan di Jakarta Convention Center pada jam yang sama. Tetapi saya mengambil keputusan untuk menerima kunjungan tamu-tamu Unilever itu agar saya sendiri dapat mengungkapkan bagaimana pandangan pihak Indonesia kepada Unilever.
Saya cepat-cepat berangkat dari rumah di Pondok Indah dan baru bisa tiba di kator GAPKI di Kompleks Sudirman Park pada pukul 08.35. Saya dapati tamu-tamu sudah duduk diruang rapat latai dua. Saya melihat joko Supriyono didampingi oleh Steven Halim dan segera saya bergabung. Joko mempersilakan saya berkenalan dulu dengan empat orang tamu dari Unilever itu. Satu per satu tamu itu memberikan kartunama, mulai dari Marc Engel kemudian Mark Taylor, VP Commodities, disusul Vikram Agarwal, VP Supply Management dan Benny Tan, Direktur Global Supply Management.
Joko mempersilakan saya sebagai orang yang paling senior sebagai koordinator pembicaraan. Saya awali dengan basa basi menayakan perjalanan mereka untuk mencairkan suasana. Kemudian saya tanyakan hal apa yang ingin mereka sampaikan dan apa yang dapat dilakukan oleh pihak GAPKI untuk suatu harapan jika memang ada.
Sumber : Derom Bangun