LANCER 75 SP dapat menjadi alternatif bagi pekebun sawit dalam pengendalian ulat kantung. Dengan bahan aktif yang dimilikinya, produk ini lebih stabil dalam menekan kematian hama rata-rata sampai 93% yang berdasarkan hasil percobaan di perkebunan swasta nasional.
Kalangan pekebun sawit dapat mengendalikan ulat kantung sesuai dengan aplikasi yang mereka butuhkan. Pasalnya, ulat kantung ini telah menyerang tanaman sawit mulai dari pembibitan, tanaman muda (TBM) dan sampai menghasilkan (TM). Mudahnya penyebaran ulat kantung ini berasal dari dukungan berbagai macam media penyebaran seperti angin, pengangkutan, dan pekerja lapangan disamping populasi generasi (500 s/d 3.000 ekor pupa per kantung).
PT Agro Sejahtera Indonesia (ASTERINDO) semenjak tahun 2010 sudah memperkenalkan LANCER 75 SP untuk perkebunan sawit, yang digunakan melindungi tanaman dari hama ulat kantung. Freddy Panjaitan, Sales Executive PT Agro Sejahtera Indonesia (ASTERINDO), mengatakan LANCER 75 SP sangat efektif dalam mengendalikan hama ulat kantung dan ulat api (dengan aplikasi yang sama) di kebun sawit. Sifat kerja produk ini adalah sistemik, kontak dan racun lambung.
Itu sebabnya, metode pengendalian ulat kantung dengan produk ini dapat dilakukan dengan semprot, injeksi batang, dan infus akar. Namun, Freddy menyarankan pemilihan aplikasi ini juga memerhatikan usia tanaman sawit tersebut. Untuk teknik injeksi atau pengeboran batang sebaiknya dilakukan kepada tanaman sawit yang berusia di atas enam tahun. Sedangkan, tanaman di bawah umur enam tahun disarankan menggunakan aplikasi semprot dan infus akar.
Bahan aktif yang terdapat dalam LANCER 75 SP adalah asefat 75%. Kemampuan bahan aktif ini dapat mengendalikan ulat kantung sampai rata-rata 93%. Untuk aplikasi injeksi batang, dosis yang direkomendasikan adalah 10 – 15 gram per batang. Freddy menyatakan takaran ini berasal dari hasil ujicoba yang dilakukan perusahaan di beberapa perkebunan.
Selain itu, komposisi pencampuran antara air dan LANCER adalah 1:0,6. Artinya, 1 kilogram Lancer dicampurkan dengan 600 mililiter air. Tetapi, pekebun disarankan tidak memakai kombinasi 1:1 karena pengendalian ulat kantung kurang akan optimal, disamping menghindarkan pengeboran yang terlalu dalam atau penambahan lubang bor/pengeboran dalam setiap aplikasi.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk teknik pengeboran batang yaitu aplikasi dilakukan dalam cuaca cerah/kering, bagian luar dan dalam batang yang akan dibor idealnya bersih dari gulma dan kotoran. Pengeboran batang dapat memakai mesin bor berdiameter mata bor 13-16 mm, kedalaman 20-22 cm dengan tingkat kemiringan 450 lalu ketinggian 50-100 cm dari permukaan tanah/pangkal batang.
Setelah pengukuran kedalaman lubang bor dilakukan dan membuang kotoran sisa pengeboran, langkah berikutnya proses pemasukan cairan dapat dilakukan. Lubang di batang tanaman disarankan dapat ditutup dengan tanah liat (telah disterilisasi) atau parafin.
Untuk menghindari terjadinya penyebaran serangan hama, jamur dan penyakit. Sebaiknya, setelah selesai pengeboran dari satu ke tanaman lain, perlu dilakukan sterilisasi mata bor dengan alkohol atau pestisida.
Metode lain yang dapat dipilih adalah infus akar untuk tanaman belum menghasilkan (TBM) dan yang sudah menghasilkan (TM). Dosis yang digunakan dalam infus akar sebanyak 10-15 gram LANCER 75 SP dicampur dengan air berjumlah 100 ml per tanaman. Freddy menjelaskan metode ini bersifat sistemik yang memanfaatkan akar produktif untuk menyerap cairan LANCER 75 SP. Ketika ulat kantung memakan daun barulah dapat terlihat hasilnya.
Di tanaman muda, pengendalian ulat kantung dapat dilakukan menggunakan knapsack sprayer dan mist blower. Dosis konsentrasi yang dapat diberikan adalah 2-3 gram per liter air dan penyemprotan tanaman sebanyak 3-5 liter.
Freddy Panjaitan mengatakan nilai tambah LANCER 75 SP lebih stabil dalam pengendalian hama ulat kantung yang sebesar 92%-95%. Hal ini tentu saja dapat diperoleh asalkan dosis diperoleh dengan tepat.
Tak hanya itu, ulat kantung dapat dikendalikan sampai 6 minggu dengan satu kali aplikasi (injeksi batang). Setelah aplikasi dilakukan, pengamatan terhadap jumlah ulat kantung dapat dilakukan untuk mengetahui hasil kerja LANCER 75 SP. Tujuan lain, akan diketahui pula ambang batas dari serangan ulat kantung yang terjadi di kebun. “Ada pengalaman satu kebun menggunakan produk kami setelah itu tidak beli-beli lagi karena serangan ulat kantung dapat ditekan,” ujarnya.
Tetapi, menurut Freddy Panjaitan, masalah ulat kantung ini agak sulit selesai dituntaskan karena apabila kebun sawit yang telah menggunakan LANCER 75 SP berdekatan dengan kebun masyarakat sekitar yang masih terkena serangan hama ulat kantung. Maka ulat kantung berpotensi untuk kembali lagi ke kebun yang sudah dibersihkan.
Perusahaan menjual LANCER 75 SP yang terbagi atas empat kemasan yaitu 1 kilogram, 400 gram, 100 gram, dan 50 gram. Freddy Panjaitan optimistis produknya dapat diterima kalangan pelaku sawit karena serangan ulat kantung ini telah menyebar rata di daerah Indonesia. Untuk itu, kebutuhan produk ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Kendati demikian, pemakaian produk kimia ini merupakan jalan terakhir setelah metode mekanis dan biologis untuk menekan hama ulat kantung sudah dilakukan.
PT Agro Sejahtera Indonesia (ASTERINDO) ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang impor dan perdagangan bahan kimia pertanian seperti insektisida, herbisida, fungisida, dan pupuk daun. Tercatat, ada 12 daerah yang mempunyai distributor dan dealer PT Agro Sejahtera Indonesia yaitu Sumatera Utara/Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah/DI Yogyakarta, Jawa Timur/Bali/NTB/NTT, Kalimantan Barat, Kalimanta Selatan/Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat/Sulawesi Tengah. (Qayuum Amri)