Industri kecil dan menengah (IKM) sektor makanan sedang membutuhkan dukungan pasokan bahan baku untuk dapat terus beroperasi. Sebab, dampak pandemi Covid-19 membawa pengaruh yang sangat besar bagi para pelaku usaha, termasuk di Indonesia.
“Data yang kami terima, yaitu pasokan bahan baku IKM makanan sulit didapat dan harganya saat ini terbilang meningkat,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih IKMA di Jakarta pada pertengahan April 2020.
Ada pun beberapa harga bahan baku yang melonjak tersebut, di antaranya adalah harga kedelai dari Rp 6.700 menjadi Rp 8.500, di mana kedelai saat ini masih mudah ditemui di Pulau Jawa, namun di luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi, kedelai mulai sulit dicari.
Kemudian gula pasir, harganya naik dari Rp 12.500 per kilogram (kg) menjadi Rp18.000 per kg, bahkan ada yang mencapai Rp 21.000 per kg di Kota Palu. “Ada pembatasan pembelian gula pasir maksimal 3 kg. Jika ingin membeli kemasan bulk besar, harus di distributor dan dalam jumlah yang besar sekali,” ujar Gati seperti dilansir dari laman kemenperin.go.id.
Meroketnya harga juga terjadi pada bahan baku gula rafinasi, dari Rp 9.000 menjadi Rp 11.000, kemudian harga buah-buahan yang meningkat sekitar 20 persen, dan bahan baku susu segar naik dari Rp 6.500 per liter menjadi sampai Rp 8.500 per liter.
Selain itu, harga jahe merah turut naik hingga melebihi 100 persen ,yakni dari Rp 35.000 per kg menjadi Rp 70.000 per kg, bahkan mencapai Rp 130.000 per kg di Kota Palu. Untuk harga bawang putih juga tak luput dari kenaikan harga, yakni dari Rp 35.000 per kg menjadi R p55.000 per kg.
Menurut Gati, IKM makanan juga mengalami penurunan omzet hingga 50 persen, bahkan terdapat IKM yang penjualannya menurun hingga 90 persen. Pada akhirnya, mereka menjual secara obral stok yang ada agar tidak menumpuk di gudang dan supaya mendapat pemasukan.
“Untuk pasar ekspor juga turut mengalami hambatan, karena diberlakukannya karantina atau lockdown. Misalnya ekspor bawang goreng Monita dari Kabupaten Kuninganke Arab Saudi,” tukasnya.
Untuk itu, IKM masih terus menjalankan penjualan secara daring agar tetap mendapatkan pemasukan bagi perusahaan, seraya berharap agar akses pengiriman barang tetap dapat berjalan meskipun akan diberlakukan karantina wilayah.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 102)