Salam Sawit Indonesia,
Dalam kamus Merriam Webster, Diplomacy – diplomasi dalam bahasa Indonesia – adalah the art and practice of conducting negotiations between nations. Diplomasi erat kaitannya dengan kepentingan negara. Ketika ada kebijakan negara lain yang misalkan merugikan, diperlukan cara diplomasi yang baik. Disinilah negosiasi dan lobi terjadi. Caranya bermacam-macam, bisa lembut atau keras.
Saat ini, Indonesia sedang memainkan diplomasi dengan Uni Eropa. Delegated regulation yang diputuskan Komisi Eropa terhadap minyak sawit, dinilai mengada-ad dan cacat ilmiah. Sebagai negara bedaulat, Indonesia menolak keputusan Uni Eropa. Karena berat sebelah dan mengabaikan kajian ilmiah.
Indonesia sangat gigih dan keukeuh untuk mempertahankan sawit sebagai bahan baku biofuel di Eropa. Pasalnya komoditas ini membawa berkah bagi Indonesia. Bukan hanya aspek ekonomi, adapula keuntungan dari sisi lingkungan dan sosial.
Tapi dalam berdiplomasi butuh keuletan dan kesabaran. Situasi inilah yang sedang dihadapi Indonesia. Yang menarik adalah kekompakan antara kementerian menghadapi kebijakan Uni Eropa. Kepemimpinan Presiden Jokowi yang menjadikan para menteri terkait berani bersikap. Tidak ada rasa sungkan dan inferior. Semua Menteri berkepala tegak menatap Eropa. Tujuannya menghadapi diskriminasi sawit.
Dalam rubrik Sajian Utama, kami mengulas strategi pemerintah bersama negara produsen sawit lainnya untuk menghadapi Eropa. Tidak hanya pernyataan keras. Pemerintah Indonesia membangun komunikasi dan lobi dengan semua pihak. Tujunnya satu yaitu memberikan akses sawit di Benua Biru.
Pembaca, kami harapkan informasi di majalah dapat memenuhi dahaga informasi. Karena sekarang informasi menjadi penting dalam mengambil keputusan. Tabik.