Jakarta, Sawit Indonesia – Ekspor komoditi melalui pelabuhan di Kalimantan Utara (Kaltara) pada Maret 2024 mengalami penurunan 51,57 persen dibanding dengan kondisi Februari 2024, yaitu dari USD 366,80 juta menjadi USD 177,63 juta.
Kondisi ini merupakan hasil pantauan lapangan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, yang mana komoditi ekspor melalui pelabuhan di Kaltara pada Maret 2024 ini seluruhnya merupakan komoditi barang non migas. Akan tetapi, nilai ekspor non migas periode Januari-Maret 2024 melalui pelabuhan di provinsi ke-34 Indonesia ini tercatat mencapai USD 905,43 juta atau naik sebesar 52,45 persen jika dibanding dengan periode Januari-Maret 2023.
“Penurunan ekspor Maret 2024 dibandingkan dengan Februari 2024 disebabkan oleh menurunnya ekspor kelompok barang non migas, hasil tambang turun 86,23 persen,” ujar Mas’ud Rifai, Kepala BPS Kaltara kepada Radar Kaltara.
Sedangkan untuk ekspor asli Kaltara pada Maret 2024 tercatat sebesar USD 135,08 juta. Angka ini mengalami peningkatan 6,33 persen jika dibandingkan dengan kondisi Februari 2024 atau bulan sebelumnya yang hanya USD 127,03 juta.
Pada Maret 2024, lanjut Mas’ud, sektor hasil tambang mengalami peningkatan ekspor sebesar 10,36 persen atau menjadi USD 108,35 juta, hasil industri turun 11,61 persen menjadi USD 22,74 juta dan sektor hasil pertanian mengalami peningkatan 3,38 persen atau menjadi USD 3,23 juta.
“Dari total ekspor asli Kaltara pada Maret 2024 ini, sebagian dilakukan melalui pelabuhan di luar Kaltara dengan jumlah mencapai USD 71,24 juta,” tuturnya.
Dari total ekspor melalui pelabuhan di luar Kaltara ini, masing-masing melalui pelabuhan di Kalimantan Timur (Kaltim) sebesar USD 65,21 juta, Jawa Timur (Jabar) sebesar USD 4,42 juta, serta Sulawesi Selatan (Sulsel) sebesar USD 1,60 juta.
Adapun lima negara tujuan utama ekspor melalui pelabuhan di Kaltara pada Maret 2024 meliputi Philippines sebesar USD 119,48 juta, China USD 15,50 juta, Japan USD 13,26 juta, India USD 10,84 juta dan Thailand USD 8,68 juta. “Peranan kelima negara ini dalam ekspor Kaltara mencapai 73,69 persen terhadap total ekspor pada Maret 2024,” kata Mas’ud.
Jika dibandingkan dengan kondisi Februari 2024, sebagian besar terjadi peningkatan ekspor ke berbagai negara seperti Filipina dan Jepang. Adapun negara China, India, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Taiwan mengalami penurunan jumlah ekspor.
Sementara itu, impor Kaltara pada Maret 2024 tercatat mengalami penurunan sebesar 42,27 persen atau menjadi USD 71,13 juta bila dibanding dengan kondisi Februari 2024. Sedangkan komoditi barang migas tercatat tidak melakukan impor pada Maret 2024. “Untuk komoditi barang non migas tercatat melakukan impor hingga mencapai USD 71,13 juta,” tuturnya.
Adapun penurunan nilai impor pada Maret 2024 disebabkan oleh penurunan nilai impor komoditi barang hasil industri menjadi USD 70,75 juta atau turun 42,04 persen dan hasil tambang turun menjadi USD 0,38 juta atau turun 22,97 persen.
Impor non migas Kaltara pada Maret 2024 mencapai USD 71,13 juta yang berasal dari China, Sweden, Vietnam, India, Singapore, Finland, Malaysia, United Arab E dan Germany dengan besaran masing-masing USD 42,77 juta, USD 9,26 juta, USD 6,78 juta, USD 5,39 juta, USD 1,77 juta, USD 1,39 juta, USD 1,19 juta dan USD 0,08 juta.
“Jika dibandingkan dengan kondisi Februari 2024, impor non migas pada Maret 2024 mengalami penurunan 41,96 persen,” sebutnya.
Untuk diketahui, neraca perdagangan kegiatan ekspor-impor melalui pelabuhan di Kaltara menunjukan nilai yang positif atau surplus. Pada Maret 2024 neraca perdagangan surplus USD 106,51 juta. Angka ini mengalami penurunan 56,27 persen dibanding kondisi Februari 2024 yang tercatat surplus USD 243,58 juta.
Sumber: prokal.co