Jakarta, SAWIT INDONESIA – Biogas merupakan pilihan yang dapat digunakan Indonesia sebagai substitusi dari batubara. Hal tersebut diutarakan Direktur Jenderal Energi Baru Kementerian ESDM Edi Wibowo dalam acara Seminar Nasional yang diadakan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di Jakarta, pada Rabu (31/1/2024).
“Dalam pengembangan bioenergi, kami concern pada lingkup listrik, termasuk biomassa sebagai substitusi batubara,” ujar Edi.
Dalam diskusi yang sama hadir pula Ipan Manalu yang merupakan Manajer Biogas PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ), perusahaan tempatnya bernaung merupakan salah satu inisiator awal pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG). Adalah PLTBG Belitung yang dimotori oleh anak Austindo Aufwind New Energy (AANE) yang merupakan anak perusahaan dari AANJ.
Ipan menuturkan pembangkit listrik tersebut dapat mengalirkan daya hingga 1,8 gigawatt.
“Bahkan sejak 2014 kami sudah menjual 88,4 juta kwh ke PLN,” ungkapnya.
PLTBG pertama di Indonesia tersebut berhasil menampung 20.065 m³ per bulan atau 60 ton perjamnya. Sementara untuk penghasilan biogasnya sejak pertama kali dibuka, PLTBG menghasilkan 56,2 juta NM³.
“Green house gas yang kami hasilkan pun terbilang sedikit, hanya 588.322 ton CO² equivalent,” ucapnya.
PLTBG PT ANNE pun menjadi tonggak penting bagi kebutuhan listrik di Belitung. Ipan menyebut sekitar 3 kecamatan sudah dialiri listrik dari PLTBG, dan sekitar 10 persen produksi listrik di Belitung merupakan hasil dari PLTBG.
Prosesnya kata Ipan melaui 4 tahap, pertama adalah penampungan limbah POME. Proses selanjutnya adalah pemompaan menuju reaktor yang selanjutnya akan dikeringkan sebelum dialirkan menuju mesin gas.
“Nantinya sisa pembuangan akan kita lakukan proses composting yang kapasitasnya melebihi 3 ribu meter kubik per bulan,” ungkapnya.
Pemanfaatan POME lewat biogas diakui Peneliti di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Ansori Nasution sebagai suatu hal yang efektif dan berpotensi besar. Dia juga mengungkapkan limbah POME yang besar dapat dijadikan peluang bagi energi baru dan terbarukan.
Bio gas yang dihasilkan dari POME dapat diubah menjadi bahan bakar pengganti bagi bensin maupun gas alam. Nantinya, kata Ansori hal ini dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Baginya, justru ketika tidak dimanfaatkan Indonesia akan sangat dirugikan. “Akan ada efeknya me runah kaca, lalu reputasi sawit akan jatuh, sampai kehilangan keuntungan dari karbon trading,” ucapnya.
Penulis: Indra Gunawan