Rendahnya bahan organik dalam tanah di lahan perkebunan dewasa ini disebabkan salah satunya oleh penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
Rendahnya bahan organik dan dan tidak dikembalikannya bahan organik tersebut ke dalam tanah menyebabkan :
- Agroekosistem dalam tanah terganggu
- Munculnya jamur patogen tular tanah (seperti Ganoderma) penyebab busuk pangkal batang tanaman kelapa sawit
- Hilangnya predator alami jamur pathogen tular tanah, yaitu Trichoderma spp.
Mengutip pernyataan Dr. Darmono, Direktur Ganoderma Center (2014) : “Pada dasarnya alam telah menyediakan apapun yang kita perlukan, termasuk untuk pengendalian serangan Ganoderma boninense pada perkebunan kelapa sawit. Ganoderma memiliki musuh alami dari golongan jamur juga, di antaranya yaitu Trichoderma. Dibandingkan dengan Ganoderma, Trichoderma memiliki pertumbuhan yang agresif dan mampu membentuk spora lebih cepat. Di alam pada hakekatnya Trichoderma sudah ada, namun belum tentu memiliki virulensi yang tinggi terhadap Ganoderma dan jumlahnya tidak mencukupi.
Populasi Trichoderma dapat menurun sebagai akibat pemakaian bahan kimia yang berlebihan dan rendahnya kandungan bahan organik di dalam tanah. Oleh karena itu perlu dilakukan manipulasi, salah satunya dengan mengintroduksikan isolat Trichoderma yang sudah terseleksi memiliki virulensi yang tinggi terhadap Ganoderma. Dari berbagai spesies Trichoderma, yang paling banyak dikemukakan memiliki kemampuan mengendalikan penyakit tanaman adalah Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii atau pseudokonigii. Cara kerjanya di antaranya dengan mendegradasi dinding sel jamur sasaran menggunakan enzim kitinase dan glukanase, menghambat pertumbuhan jamur sasaran menggunakan metabolit sekunder yang bersifat antibiotik, dan atau dengan menguasai dan menghabiskan substrat bahan organik lebih cepat. Jika ada tandan kosong di lapangan dan tandan kosong tersebut disemprot dengan spora Trichoderma, dapat dipastikan Trichoderma akan lebih cepat menguasai tandan kosong tersebut meskipun di alam banyak berterbangan spora Ganoderma”.
Memilih Produk Trichoderma Yang Tepat
Pada saat ini terdapat berbagai macam produk Trichoderma yang beredar. Umumnya dijual dalam bentuk formulasi dengan bahan pembawa tertentu. Konsumen harus tahu bahwa tidak semua produk Trichoderma terseleksi mampu mengendalikan Ganoderma baik melalui uji laboratorium, uji rumah kaca, maupun uji lapang. Dengan demikian sebaiknya jangan asal beli. Di samping perlu mengetahui kualitas bahan aktifnya, konsumen harus tahu bahan pembawa apa yang digunakan dalam formulasi. Bahan pembawa yang baik adalah bahan pembawa yang mampu bertahan lama dalam penyimpanan, yaitu paling tidak 6 (enam) bulan. Bahan pembawa yang mudah rusak sebaiknya jangan dipilih. Bahan-bahan pembawa yang mudah rusak tersebut bisa karena disukai oleh kutu, belatung, dan tikus baik selama penyimpanan, transportasi, dan saat aplikasi di lapangan.
Selain tahan lama bahan pembawa yang baik adalah bahan pembawa yang mampu membuat Trichoderma dorman selama transportasi dan penyimpanan, serta dapat berfungsi sebagai foodbase untuk berkembangbiak setelah diaplikasikan di lapangan. Guna meningkatkan manfaat saat diaplikasikan di lapangan, sebaiknya digunakan bahan pembawa yang tidak sekedar sebagai foodbase bagi Trichoderma, tetapi juga yang memiliki manfaat langsung terhadap tanaman.
Biofungisida NOGAN adalah biofungisida berbasis Trichoderma harzianum, Trichoderma pseudokoningii, Trichoderma viride dengan pembawa/carrier berbasis sekresi cacing tanah yang diperkaya humus dan bahan humat serta asam-asam amino. NOGAN saat diaplikasikan tidak mengundang hama tikus dan babi serta aman selama penyimpanan dan pengangkutan. Mengandung spora Trichoderma min. 105 form unit (cfu) per gram.
Oleh: Research and Development Dept. PT Mitra Sukses Agrindo (2018)