Bandung, SAWIT INDONESIA – Penelitian pemanfaatan ampas nira sawit untuk pengembangan maggot sedang dikembangkan untuk meningkatkan jumlah produksinya.
“Jadi batang sawit sudah ditebang sudah diambil nira yang bisa dijadikan gula atau bio ethanol. Ampasnya ini bisa dijadikan media budidaya maggot yang mengandung 40 persen protein,” kata Prof. Dr. Ir. Lienda Aliwarga, Guru Besar ITB saat menjadi pembicara Workshop Jurnalis Industri Hilir Sawit, Kamis (1 Februari 2024) di Bandung, Jawa Barat.
Kegiatan ini didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dengan jumlah peserta 30 jurnalis dari media cetak dan online. Dukungan juga datang dari Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN), Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
Sebagai informasi, Maggot mengandung protein tinggi dan asam amino esensial lengkap dapat memenuhi kebutuhan ternak seperti unggas dan ikan. Kandungan protein dalam maggot lebih tinggi daripada sumber pakan tradisional lainnya.
Lienda Aliwarga menjelaskan bahwa penggunaan maggot sebagai pakan ternak yang bisa menggantikan impor kedelai. Kemudian minyaknya maggot itu, banyak penelitian bahwa dari minyak itu bisa untuk biofuel.
Menurut Linda, maggot pun bisa menjadi sumber dari kiti dan kitosan untuk farmasi dan untuk melapisi buah agar tidak cepat busuk.
“Maggot bisa untuk kosmetik juga, di luar negeri juga ada hamburger berasal dari ini. Meski disini harus hati hati ya karena membayangkan makan magot itu,” pungkas Lienda.