PT Velasto Indonesia semakin mengukuhkan posisinya sebagai produsen sekaligus distributor mini traktor di Indonesia. Fungsi unit ini tidak lagi sebatas transportasi buah sawit. Tetapi sudah dilengkapi attachment untuk membantu kegiatan composting di perkebunan.
Kebutuhan perusahaan perkebunan sawit terhadap unit mini traktor menunjukkan tren pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir. Peluang ini mampu dibaca PT Velasto Indonesia – anak perusahaaan dari Group Astra Otoparts – yang telah menghasilkan mini traktor merek Wintor. Setelah setahun dipasarkan di Indonesia, mini traktor Wintor X-PLORER mendapatkan sambutan baik dari perusahaan perkebunan.
Awal mula Wintor dikembangkan bertujuan membantu kegiatan transportasi panen yang bisa masuk ke infield collection (jalan untuk pemanenan buah) untuk selanjutnya di bawa ke tempat pengumpulan hasil.
Wendy Destyanto, Technical Service Department Head PT Velasto Indonesia, mengatakan kebutuhan terhadap Wintor semakin meluas untuk penggunaan kegiatan pengomposan. Alat pengangkutan janjang kosong sebagai bahan baku kompos pada umumnya masih menggunakan gerobak yang berkapasitas 75 kilogram. Idealnya kompos yang bisa dibawa diantara dua pohon sebanyak 150 kilogram.
“Mereka harus bolak balik, ya tidak akan menjadi masalah kalau dekat jalan collection buah. Tapi kalau jauh dari jalan maka bisa menjadi masalah,”jelasnya.
Berawal dari situ, menurut Wendy, perusahaan ingin membantu transportasi janjang kosong untuk kegiatan pengomposan. Perusahaan banyak berdiskusi dengan tim agronomi PT Astra Agro Lestari Tbk – bagian dari Grup Astra – untuk mengetahui komposisi ideal dalam sekali pemupukan. Ternyata kapasitas angkut yang dibutuhkan sebanyak 150 kilogram. Dari sinilah konsep Wintor Composter disusun lebih matang dan komprehensif.
Wintor Composter mempunya dua bin composter untuk membawa janjang kosong. Satu bin berkapasitas angkut 150 kilogram tandan kosong. Total maksimal beban yang bisa dibawa sebanyak 300 kilogram. Wendy menjelaskan kegiatan dumping untuk pengambilan dan penyusunan tandan kosong dilakukan dari samping.
Perbedaan Wintor Composter dengan Wintor X-PLORER untuk transportasi panen yaitu unit composter menggunakan sistem hidrolik. Tujuan pemakaian sistem hidrolik adalah unit bisa sambil berjalan ketika membuang tankos di area pengomposan. “Dengan begitu menghemat waktu kerja karena tidak perlu lagi disusun ulang,” jelas Wendy.
Pengoperasian unit transportasi composter sangatlah mudah. Bagi konsumen yang terbiasa mengemudikan Wintor X-PLORER maka tidak akan kesulitan membawa composter. Sebab, basic unit ini sama yang membedakan adalah fungsi dari setiap unit. Unit Wintor mudah dikendarai di perkebunan sawit. Kecepatan awal di gigi satu maksimal 7 km/jam. Lalu masuk gigi dua berkecepatan maksimal 14 km/jam dan gigi tiga dapat masuk kecepatan 28 km/jam.
“Apabila unit membawa muatan kecepatan yang disarankan 7 sampai 8 kilometer per jam,” kata Wendy.
Kegiatan ujicoba Wintor Composter sudah teruji di perkebunan Astra Agro mulai dari Sumatera sampai Kalimantan. Jumlah unit yang disebar mencapai 60 unit. Saat ini, permintaan unit sudah inden sebanyak 30 unit.
Nilai tambah Wintor Composter adalah efisiensi waktu kerja dibandingkan metode manual dengan penggunaan gerobak. Cara manual untuk delapan jam kerja menjangkau satu hektar kebun, itupun jumlah tenaga kerja sebanyak 4 orang. Sedangkan, mobilitas Wintor Composter lebih tinggi mencapai 2,5 hektare per delapan jam kerja dan pekerja berjumlah 2 orang.
“Artinya produktivitas lebih signifikan. Jumlah kompos yang dibawa bisa 13 ton dalam satu hari kerja,” jelas Wendy.
Wintor X-PLORER memakai mesin Kubota 0C-95Diesel yang lebih bertenaga dan powerfull berkekuatan 10 HP. Konsumsi bahan bakar sangat irit kurang lebih 0,5 liter per jam.
(Ulasan lebih lengkap silakan baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 September-15 Oktober 2016)