MANOKWARI, SAWIT INDONESIA – Wapres RI, KH Ma’ruf Amin, dijadwalkan melakukan peletakan batu pertama pabrik sawit petani di Manokwari, Papua Barat pada 15 Juli 2023. Untuk menyambut kedatangan Wapres, jajaran pengurus APKASINDO akan mendampingi Peletakan Batu Pertama Pabrik Sawit Petani dan Penyerahan Rekomtek PSR kepada petani sawit.
“APKASINDO merupakan Asosiasi yang mewakili petani kelapa sawit Indonesia telah mengajukan pendirian pabrik sawit untuk petani sawit. Sebagaimana amanah Presiden Jokowi yang ditindaklanjuti melalui audiensi dengan Wakil Presiden RI sebanyak dua kali untuk melaporkan perkembangan sawit rakyat di seluruh Indonesia termasuk capaian program BPDPKS,” ujar Dr. Rino Afrino, ST.,MM, Sekjend DPP APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) dari Malaysia.
Dijelaskan Rino, bahwa usulan yang diajukan oleh APKASINDO ke BPDPKS adalah 3 pabrik sawit yang disetujui untuk penyusunan proposal sejak Oktober 2021, yaitu di 3 Provinsi yaitu Papua Barat, Kalimantan Barat, dan Banten.
“Perihal rencana ini sudah disampaikan kepada Wakil Presiden. Kemudian seiring berjalannya waktu yang paling cepat perkembangan proses administrasinya adalah pendirian pabrik sawit Koperasi Produsen Arfak Sejahtera di Papua Barat, tepatnya di Kabupaten Manokwari,” kata Rino.
Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya pabrik kelapa sawit Koperasi Produsen Arfak Sejahtera terbit disetujui oleh Kementerian Pertanian melalui terbitnya Rekomendasi Teknis (Rekomtek) sebagai syarat pembiayaan dana sawit BPDPKS.
Setelah terbitnya rekomtek ini dilanjutkan proses pembangunan fisik yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Wakil Presiden yang direncanakan tanggal 15 Juli.
“Jadi tepat kalau dikatakan Wakil Presiden menanam Perdana pada 2020 dan Wakil Presiden yang juga melakukan Peletakan Batu Pertama pabrik kelapa sawit yang akan mengolah TBS Petani tahun 2023,” jelas Rino.
Sebagai informasi, penanaman Kebun sawit PSR yang pertama di Papua Barat tahun 2020 adalah langsung dilakukan oleh Stafsus Wakil Presiden KH Imam Aziz dan dari Kantor Staf Presiden RI diwakili oleh Mayjend TNI (Purn) Erro Kusnara sebagai Tenaga Ahli Utama Kantor Wakil Presiden.
PKS Koperasi Produsen Arfak Sejahtera ini yang pertama mendapatkan Rekomtek dan sekaligus pecah telur Sarpras PKS yang dananya dari dana sawit BPDPKS. Adapun total dana yang disiapkan oleh BPDPKS untuk PKS ini adalah sebesar Rp100 miliar dan direncanakan total biaya yang akan digunakan membangun PKS ini secara keseluruhan adalah sebesar Rp135 miliar. Kekurangan dari dana tersebut adalah modal yang berasal dari koperasi Arfak Sejahtera.
Rencana semula PKS ini adalah kapasitas 30 Ton per Jam namun yang disetujui adalah 15 ton per jam. Alasan menjadi 15 ton per jam adalah berdasarkan kebun sawit yang produktif hanya mampu mensuply TBS untuk kapasitas 15 ton per jam. Jika nanti nya semua lahan koperasi di PSR kan dan saat nya masuk ke tanaman produktif, maka PKS ini dapat di-upgrade menjadi kapasitas 30 ton perjam. Tentu dana untuk meningkatkan kapasitas ini diharapkan sudah mampu dibiayai oleh pabrik sendiri.
“Diharapkan dengan berdirinya PKS Petani akan menjadi tonggak sejarah bagi perkebunan kelapa sawit rakyat, karena PKS ini akan menjadi PKS Pertama yang langsung dimiliki oleh Koperasi,” urai Rino.
Paiki Dorteus, Ketua Koperasi Produsen Arfak Sejahtera sangat berterimakasih kepada semua pihak, terkhusus kepada Bapak Wakil Presiden, Kementerian Pertanian, BPDPKS, Bupati Manokwari, Gubernur Papua Barat dan tentunya APKASINDO yang tidak pernah Lelah mendampingi Petani sawit Papua Barat untuk PSR dan pendirian PKS ini.
“Dengan segala keterbatasan kami, Tanpa Bapak Ibu sekalian mustahil bagi kami PKS ini bisa didirikan. Kami berjanji akan menjadikan PKS ini sebagai PKS teladan bagi semua petani sawit sehingga akan menambah semangat Saudara/I kami petani sawit yang tersebar dari Aceh sampai Papua,” pungkas Paiki.