JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Tim mahasiswa fakultas farmasi Universitas Hasanuddin (Unhas) meraih juara pertama lomba riset sawit tingkat mahasiswa yang diadakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Lalu, seperti apa riset yang mereka lakukan sehingga berhasil menyisihka 9 finalis lain dari berbagai universitas ternama di Indonesia?
Bersama empat temannya yaitu Delly Mayari Devara, Fitrah Mahardika, Mesakh Diki Saputra, Nurfadilla Wafiah. Cindy Kristina Enggi, Ketua Tim Peneliti mengangkat penelitian mengenai formula modern kombinasi floating gel in-situ dan dispersi padat untuk senyawa karotenoid pada sawit yang berpotensi sebagai Immunostimulansia.
Cindy menjelaskan bahwa antioksidan merupakan solusi untuk mengatasi penyakit akibat radikal bebas maupun untuk mencegah Coronavirus Disease. Antioksidan berfungsi menyeimbangkan kekurangan elektron yang terjadi pada radikal bebas dan dapat meningkatkan sistem imun tubuh.
Salah satu tanaman yang kaya akan antioksidan adalah kelapa sawit. Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, sebanyak 43juta ton pada tahun 2020 mengalahkan Malaysia, Thailand, Kolombia, dan Nigeria yang berada pada urutan 5 besar. Kelapa sawit telah diproduksi menjadi berbagai macam olahan baik produk makanan maupun non-makanan.
Senyawa antioksidan/bioaktif yang terdapat dalam kelapa sawit adalah vitamin E, phytosterols, carotenoid, squalene, co-enzyme Q10 , dan polifenol. Karakteristik minyak sawit yang kaya antioksidan itu tentu dapat pula dimanfaatkan untuk mendukung program Kementerian Kesehatan RI dalam produksi dan pengembangan OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) untuk menggantikan obat-obatan kimia sehingga menghasilkan produk herbal yang aman dan minim efek samping. Sebab hingga saat ini diketahui Indonesia mengimpor 95% bahan baku obat.
“Minyak kelapa sawit merupakan sumber karotenoid terkaya di antara minyak nabati lainnya. Karotenoid utama yang terdapat dalam kelapa sawit adalah β-karoten. Kandungan karotenoid dari kelapa sawit dapat digunakan sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas dan meningkatkan sistem imun,” ujarnya seperti dikutip dari Buku Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa BPDPKS 2021.
Ia menjelaskan meskipun karotenoid telah terbukti memiliki banyak manfaat, namun karotenoid sendiri merupakan senyawa yang tidak larut dalam air sehingga kelarutannya rendah. Sifat kelarutan yang lebih rendah pada obat, berdampak pada makin rendahnya absorbsi dan tentu bioavailabilitas obat tersebut dalam tubuh. Dispersi padat merupakan teknik yang terbaik dalam meningkatkan kelarutan obat. Karotenoid juga dipengaruhi oleh keadaan pH, dimana pada pH netral hingga basa terjadi degradasi pada karotenoid. Oleh karena itu, dibuat formulasi dengan sistem floating gel in situ.
Pada sistem ini, ketika obat masuk dalam lambung, sistem akan membentuk gel dan mengembang sehingga obat memiliki waktu tinggal di lambung yang akan memungkinkan absorbsi karotenoid pada situasi asam dan menghindarkan terjadinya degradasi karotenoid pada suasana basa di usus. Sistem formulasi modern ini dapat dikemas dalam minuman serbuk kesehatan yang dapat diseduh dengan air hangat sebelum dikonsumsi.
Tim ini dibimbing oleh apt. Andi Dian Permana, Ph.D. terdiri dari lima orang anggota yang semuanya adalah mahasiswa fakultas farmasi UNHAS.
“Saya sangat bangga dan terharu atas pencapaian yang diraih oleh Cindy dan kawan-kawan. Tentu saja ini merupakan hasil dari kerja keras kita bersama. Untuk itu saya menyampaikan terima kasih kepada pihak penyelenggara yakni BPDPKS serta fakultas farmasi khususnya para pimpinan yang telah memfasilitasi agar penelitian ini bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan” tutur Andy Dian seperti dilansir dari laman Universitas Hasanuddin.
Cindy Kristina Enggi dan Tim juga tentunya patut berbangga sebab kemenangan ini tidak diraih dalam satu tahapan lomba saja tetapi mereka harus melewati tahapan seleksi proposal yang ketat dan dari ribuan proposal, hanya 10 topik saja yang dipilih untuk melaksanakan presentasi langsung lomba di Bogor pada 26-27 Agustus 2021 baru-baru ini. Alhasil, kerja keras yang selama ini dibangun akhirnya membuahkan hasil yang manis.
“Tentu ketika diumumkan bahwa tim kami berhasil meraih juara 1 dalam Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa Tahun 2021 ini, kami merasa speechless, terharu, sedih sekaligus bahagia itu bercampur jadi satu. Sedih karena saat momentum tersebut hanya 3 anggota kami yang berada langsung di acara final, sedangkan 2 anggota kami serta dosen pembimbing hanya bergabung secara online. Kerja keras dan perjuangan selama kurang lebih satu tahun akhirnya terbayarkan. Kami benar-benar memulai dari n0l hingga bisa sampai ke titik ini. Prestasi ini berkat dedikasi anggota tim serta arahan dan dukungan dari Bapak Andi Dian Permana selaku dosen pembimbing kami serta banyak pihak-pihak lain yang turut membantu dalam pelaksanaan riset kami yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu,” ujar Cindy penuh bangga.