MEDAN, SAWIT INDONESIA – Rendahnya produktivitas sawit rakyat disebabkan kegiatan peremajaan tanaman tua mengalami keterlambatan. Hal ini disampaikan Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Hasril Hasan Siregar dalam acara Indonesian Palm Oil Stakeholder (IPOS) Forum di Medan, Kamis (28/9/2017).
Hasril menjelaskan bahwa usia tanaman sawit di perkebunan rakyat di atas usia 25 tahun yang mengakibatkan produktivitas rendah. Saat ini ada terdapat sekitar 800 ribu hektare lahan sawit rakyat yang terlambat diremajakan.
Rata-rata produktivitas sawit perkebunan rakyat secara nasional rata-rata sebanyak 2,8 ton CPO per hektare per tahun atau 14 ton TBS per hektare per tahun. Jumlah ini lebih rendah dari perkebunan negara dan swasta memiliki produktivitas 4,5-5,5 ton CPO per hektare per tahun.
“Keterlambatan replanting akibat tidak optimalnya pembiayaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang tertunda lebih dari satu tahun,” jelas Hasril.
Bulan lalu, BPDP-KS merencanakan penyaluran dana replanting kepada empat koperasi petani di Sumatera Selatan. Dana akan disalurkan secara bertahap dimulai dari Sumatra Selatan yang berlanjut ke Sumatra Utara, Riau dan Kalimantan Barat.
Bambang, Dirjen Perkebunan, menyebutkan tahun ini pemerintah menargetkan lahan sawit rakyat yang di-replanting sebanyak 20.780 hektare secara nasional . ” Harusnya bisa 100 hektare atau 200 hektare yang diremajakan, namun sejumlah problema mesti diatasi terlebih dahulu,” kata Bambang.
Setia Dharma Sebayang Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatera Utara menyebutkan ada empat isu utama ke dalam Indonesian Palm Oil Stakeholder (IPOS) Forum II pada 28-29 September 2017 di Medan. Kegiatan ini bertemakan “Mendaulatkan Sawit Indonesia” yang fokus kepada masalah Replanting Perkebunan Rakyat dan Dana Peremajaan, Financial Sustainability, Strick Liability dan Bisnis di Lahan Gambut.
Ketua Panitia IPOS Forum 2017 Kacuk Sumarto mengatakan IPOS For tahun ini diselenggarakan atas kerjasama Gapki Sumut menggandeng Gapki Aceh. Kegiatan ini didukung oleh beberapa institusi terkait lainnya Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) serta para akademisi yang tergabung dalam Komunitas Pencinta Sawit.
Jumlah peserta yang hadir berjumlah 300 orang, kegiatan terbagi dalam tiga agenda utama, yakni Sarasehan, Coaching Clinic Smallholder dan ISPO dilanjutkan Field Trip.
Sumber foto: ketua gapki bengkulu