Ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) merupakan salah satu hama utama yang menyerang di perkebunan kelapa sawit. Kerugian akibat serangan UPDKS dapat mengakibatkan terjadinya defoliasi yang menyebabkan penurunan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 40-60%. Meskipun tidak langsung mematikan tanaman, hama ini sangat merugikan secara ekonomis.
Upaya pengendalian populasi UPDKS diperlukan metode tepat dan bijak dengan menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu teknik pengendalian dengan memadukan beberapa metode pengendalian, yang memperhatikan keamanan terhadap lingkungan, kesehatan manusia dan tercapainya tujuan menekan populasi hama berdasarkan pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi. PHT dengan menekankan pada pengendalian hayati yang diterapkan di perkebunan kelapa sawit merupakan pilihan yang terbaik sesuai dengan konsep ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) dan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) yang berbasis ramah lingkungan.
PHT bertujuan untuk mengendalikan hama agar senantiasa berada pada populasi yang secara ekonomis tidak merugikan, mempertahankan kelestarian lingkungan dan menguntungkan petani. Untuk tercapainya tujuan .tersebut, terdapat 4 prinsip dasar sebagai pedoman pelaksanaan PHT, adalah:(1) Budidaya Tanaman Sehat, (2) Pemantauan dan Pelestarian Fungsi Musuh Alami, (3) Pemantauan Lahan secara Rutin (Mingguan), (4) Mewujudkan petani aktif sebagai ahli PHT.
Dalam memadukan berbagai teknik pengendalian hama tersebut penggunaan pestisida kimia sintetik merupakan alternatif terakhir, setelah teknik-teknik pengendalian hama lainnya tidak mampu menurunkan populasi hama yang sudah melampaui Ambang Ekonomi/AmbangKendali/Ambang Tindakan. Komponen PHT terdiri dari: (1) Pengendalian Fisik, (2) Pengendalian Mekanik, (3) Pengendalian Cara bercocok tanaman atau kultur teknis, (4) Pengendalian Varietas tahan, (5)Pengendalian Hayati (Biologi), (6) Pengendalian dengan Peraturan/Regulasi/Karantina dan (7) Pengendalian Kimiawi. Perpaduan antar komponen PHT dapat berjalan secara kompatibel dan optimal perlu dilandasi tentang unsur-unsur dasar PHT termasuk sifat biologi dan ekologi hama dan musuh alaminya.
Pengendalian Fisik merupakan usaha dengan menggunakan atau mengubah faktor lingkungan fisik sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan kematian dan mengurangi populasi hama seperti Tindakan: pemanasan, pembakaran, pendinginan, pembasahan, pemasangan lampu perangkap.
Pengendalian Mekanik bertujuan untuk mematikan atau memindahkan hama secara langsung baik dengan tangan atau dengan bantuan alat dan bahan lain, seperti pengutipan , memusnahkan dan membunuh langsung hama. Pengendalian fisik dan mekanik pelaksanaannya sangat sederhana dan tidak memerlukan banyak peralatan yang mahal sehingga relatif murah.
Pengendalian cara bercocok tanam (kultur teknis) bertujuan untuk mengurangi kesesuaian ekosistem., mengganggu kontinuitas penyediaan keperluan hidup hama, mengalihkan populasi hama menjauhi tanaman dan mengurangi dampak kerusakan tanaman.
Pengendalian Hayati (Biologi) melalui pemanfaatan musuh alami UPDKS seperti: serangga predator Sycanus sp., Eucanthecona furcellata, serangga parasitoid Famili Braconidae, Tachinidae, Eulophidae dan dari genus Apanteles dan Brachymeria, cendawan Cordyceps militaris, Multi-Nucleo Polyhydro Virus (MNPV). Untuk mengkonservasi serangga parasitoid dan predator tersebut diperlukan penanaman tanaman bermanfaat sepertti: bunga pukul delapan (Turnera subulata, T. ulmifolia), bunga air mata pengantin (Antigonon leptopus), patik mas (Euphorbia heterophylla) dan lain-lain yang berfungsi sebagai habitat dan sumber pakan.
Pengendalian UPDKS secara biologi juga dapat menggunakan insektisida biologi berbahan aktif Bacillus thuriengiensis, Beauveria bassiana dll. yang ramah lingkungan dan bersifat spesifik target. Alat pengendalian secara pengasapan dengan mesin thermal fogging PULSFOG K-22-BIO dapat membantu aplikasi pengendalian UPDKS secara biologi.
Dengan sistem BIO PULSFOG memberikan keuntungan karena keberhasilan aplikasi insektisida biologi yang merupakan bahan yang peka terhadap panas. Mesin Fogging biologis merek PULSFOG dapat membantu menjaga populasi hama senantiasa dibawah ambang ekonomi, selektif pada hama target, aman pada serangga non target, dan lingkungan sehingga menjaga keberlanjutan kelapa sawit.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 144)