Jakarta, SAWIT INDONESIA – Memasuki kuartal pertama 2024, PT Sampoerna Agro Tbk menghasilkan capaian kurang memuaskan dari aspek produksi dan pendapatan. Dikutip dari bulletin perusahaan, emiten berkode SGRO ini mencatatkan pendapatan yang lebih rendah sebesar 19,1% yoy menjadi Rp1,1 triliun pada 1Q24, disebabkan oleh rendahnya pendapatan dari CPO, sebagai kontributor pendapatan terbesar bagi Perseroan.
Turunnya pendapatan disebabkan rerata harga jual CPO yang diterima perusahaan kurang memuaskan, begitupula volume penjualan. Harga jual CPO perusahaan tergerus 2% menjadi Rp11.856/kg di periode kuartal pertama 2024.
Pendapatan dari Inti Sawit kontributor pendapatan terbesar kedua, turun 13,2% yoy menjadi Rp105 miliar, disebabkan oleh penurunan volume penjualan PK sebesar 19,8% yoy. Kenaikan ASP PK sebesar 8,3% yoy menjadi Rp5.990/kg membantu meredam penurunan lebih lanjut pada pendapatan inti sawit.
Imbas dari penurunan produksi TBS, produksi CPO turun 2,8% yoy menjadi 79.792 ton. Meskipun demikian, OER membaik menjadi 21,8% pada 1Q24 dari sebelumnya pada 1Q23 sebesar 21,5%.
Produksi TBS dari area inti turun 19% qoq menjadi 265.075 ton, sedangkan produksi dari pihak eksternal turun 27% qoq. Secara year-on-year, total produksi TBS turun 3% yoy karena penurunan produksi TBS dari pihak eksternal sebesar 14% yoy sebagai akibat dari kegiatan penanaman kembali di lahan plasma.
Untuk menjaga produktivitas dan memperoleh kinerja yang lebih baik di masa depan, Perseroan terus fokus pada program intensifikasi seperti mekanisasi, sistem pengelolaan air, perbaikan infrastruktur dan digitalisasi yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.
Perseroan mengelola luas tanaman menghasilkan 115.634 ha terdiri dari 79.687 ha merupakan kebun inti dan 35.947 dari kebun plasma. Sementara itu, perusahan memiliki kebun dengan tanaman belum menghasilkan 13.861 ha.