Woman Smallhoders Program Musim Mas tingkatkan kesejahteraan petani swadaya terutama petani perempuan dan istri petani.
Nilai keberlanjutan dan produksi minyak sawit yang bertanggungjawab secara sosial, ekonomi dan lingkungan sangat dijunjung tinggi oleh Musim Mas Group, bahkan menjadi komitmen dalam menjalankan bisnisnya di Indonesia.
Salah satunya melalui Woman Smallholders Program (WSP) yang merupakan pengembangan dari program Training for Smallholders. WSP diinisiasi sebagai upaya untuk memberdayakan petani swadaya (red-petani sawit mandiri) yang fokus pada perempuan.
Project Leader Woman Smallholders Program (WSP) Musim Mas Group Linda Wati mengungkapkan WSP adalah program pemberdayaan petani swadaya di Indonesia, yang difokuskan kepada petani perempuan dan istri petani.
“Adapun yang melatarbelakangi WSP ada tiga. Pertama, implementasi salah satu dari pilar kebelanjutan Musim Mas yaitu meningkatkan taraf hidup petani. Kedua, kontribusi atau dukungan terhadap Sustainable Development Goals (SDG’s) yang ditetapkan oleh United Nation (UN) pada poin 2 (zero hunger), 5 (gender quality) dan 8 (decent work and economic growth). Dan, Ketiga, komitmen pengembangan Program Pemberdayaan Petani Swadaya Musim Mas,” ungkap Linda Wati yang karib disapa Linda.
Dijelaskan Linda melalui WSP pihaknya ingin membangun platform positif sebagai wadah untuk peningkatan kapasitas perempuan dalam mencapai potensi-potensi terbaik.
“Melalui platform ini (WSP), nantinya Musim Mas, ingin meng- scale up WSP melalui kolaborasi dengan berbagai stakeholders, untuk bersama-sama memajukan petani perempuan yang ada pada petani swadaya,” jelasnya dengan gamblang.
Dari informasi yang dihimpun tim redaksi Majalah Sawit Indonesia, Musim Mas Group dalam membangun WSP melalui beberapa tahapan yaitu tahap mendengarkan, tahap survei, tahap pemilihan trainers, tahap pemilihan materi, tahap penyusunan modul, tahap ujicoba modul, dan tahap implementasi pelatihan Nutrisi dan Kesehatan Keluarga.
Diawali dengan, tahap (proses) mendengarkan apa yang menjadi permasalahan petani perempuan yang ada di lapangan. Pada proses ini, ditemukan data 20% dari peserta program Training for Smallholders Musim Mas adalah perempuan. Staf lapangan Musim Mas yang menjadi pendamping pada program tersebut, mencoba mendengarkan apa yang menjadi permasalahan petani swadaya yang dibina, khususnya petani perempuan di dalam keluarganya.
Kemudian, Musim Mas menindaklanjutinya dengan melaksanakan survei kepada 250 perempuan yang merupakan petani perempuan dan istri petani swadaya yang tersebar di 3 lokasi, yang mayoritas dari mereka memiliki tingkat pendidikan SD (Sekolah Dasar), dan dengan latar belakang Ibu Rumah Tangga (IRT). Dari hasil survei tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga kebutuhan pelatihan untuk mereka, yaitu Nutrisi dan Kesehatan Keluarga, Literasi Keuangan dan Peluang Bisnis Rumahan.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 147)