RSPO meluncurkan program kampanye youth leader in sustainability yang bertujuan mencari duta kampanye yang akan berperan untuk mengedukasi masyarakat akan manfaat produk sawit berkelanjutan bagi lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat.
Tiur Rumondang Direktur RSPO Indonesia menuturkan, program ini menyasar para mahasiswa dari seluruh universitas di Indonesia yang berusia 18-24 tahun. Generasi ini adalah anak-anak muda yang aktif menggunakan media sosial baik untuk mencari infomasi maupun menyampaikan sesuatu ke orang lain.
“Kami berharap generasi ini bisa mempengaruhi generasi mereka yang lain karena mereka punya rasa kepercayaan dan pengertian. Pandangan tentang produk berkelanutan akan lebih efektif bila dimulai oleh generasi muda, di mana mereka akan belajar dan memperluas pemakaian produk sawit ramah lingkungan dan ramah social karena mereka super aktif di sosial media,” ucap Tiur saat jumpa pers program Youth Leader in Sustainability di Hongkong Café, Jakarta, pada Januari lalu.
Menurutnya, dengan kampanye tersebut akan mempengaruhi anak-anak muda ini untuk mengkonsumsi produk sawit berkelanjutan yang diketahui asal dan proses pembuatannya, hal ini membuat mereka belajar bertanggung jawab akan produk yang dibeli mesti memperhatikan aspek lingkungan.
“Yang kita mau edukasi bagaimana mempertanggung jawabkan suatu produk itu, bagaimana proses pembuatannya, bagaimana menghasilkan buahnya, berapa gaji yang pantas diberikan pekerja, apakah pekerja diberikan rumah yang laik, apakah perusahaan komitmen dengan praktik berkelanjutan. Contoh mudahnya, mereka tahu perbedaan antara minyak goreng yang berkelanjutan atau tidak,” jelasnya.
Dalam hal ini, RSPO berkolaborasi dengan WWF Indonesia, The Body Shop dan Sinar Meadow meluncurkan program Youth Leader in Sustainability. Sementara itu, bagi pemenang kompetisi program ini akan diberikan kesempatan kepada tiga orang pemenang untuk magang selama 6 bulan di kantor RSPO yang ada di Jakarta, London dan Beijing serta magang di WWF dan mitra pendukung lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Irwan Gunawan Deputy Director Market Transformation WWF Indonesia menambahkan, bahwa generasi muda dianggap sebagai generasi yang mempunyai kesadaran tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.
Sebab, generasi ini mempunyai akses besar terhadap internet yang dapat memperluas kampanye ini hingga ke seluruh lapisan masyarakat. “Pada 1997 isu lingkungan kurang terdengar sehingga hanya menyentuh sedikit lapisan masyarakat, padahal kerusakan lingkungan waktu itu sudah banyak, seperti penebangan kayu,” ujarnya.