JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Koperasi menjadi salah satu ujung tombak pemberdayaan ekonomi di daerah. Pentingnya peranan koperasi serta upaya memperkuat kualitasnya menjadi fokus Workshop Pengembangan UMKM dan Hilirisasi Kelapa Sawit Bagi Kelembagaan Pekebun pada 11-13 April 2019 di Riau.
Kegiatan ini dilaksanakan KUD Bina Sejahtera yang mendapatkan dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit serta Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) pemerintah Kabupaten Inhu, OSTP PPKS, dan supporting industri sawit seperti perusahaan pupuk organik. Peserta yang hadir berjumlah 150 orang berasal dari perwakilan anggota koperasi dan petani sawit.
“Workshop Pengembangan UMKM dan Hilirisasi Kelapa Sawit Bagi Kelembagaan Pekebun Indragiri Hulu berjalan dengan lancar dan akan sukses ke depannya.
Koperasi kami sering mengalami kurangnya kemajuan perkembangan teknologi perkebunan kelapa sawit,” kata Raja Fauzi, Ketua KUD Bina Sejahtera, dalam keterangannya.
Menurutnya, KUD merasa terbantu semenjak bergabung bersam Apkasindo karena mengetahui perkembangan teknologi kelapa sawit, yang selama ini sulit untuk dapat diakses.
Dalkaren Rusli, Perwakilan APKASINDO Provinsi Riau, menuturkan Apkasindo merupakan lembaga petani kelapa sawit untuk menyelesaikan masalah petani kelapa sawit. Dimana, salah satunya masalah perkebunan yang masih di kawasan hutan atau masalah legalitas dalam kawasan hutan.
“Tidak hanya itu Apkasindo juga berperan menyalurkan beasiswa untuk anak petani sawit di setiap daerah provinsi mulai dari Aceh sampai Papua. Tahun ini panitia penyelenggara beasiswa akan di bentuk untuk menunjang pendidikan DI dan D3,” ujarnya.
Perwakilan Kabupaten Indragiri Hulu menjelaskan masih banyak perkebunan sawit di Kabupaten Indragiri Hulu yang masih di kawasan hutan dan tumpang tindih dengan perusahaan dimana petani merasa sangat dirugikan. Saat ini di Kabupaten Indragiri Hulu, terdapat 178 Desa dimana masih terjadi kekurangan SDM, ada beberapa yang belum sarjana baru sekitar 6-10% yang sudah sarjana. “Dan kami telah merekrut beberapa orang yang siap untuk menerima beasiswa D1 dan D3 untuk semuanya bisa jadi sarjana,” jelasnya.
Adapun hasil dari workshop antara lain petani mendirikan kelembagaan pekebun lembaga (koperasi perkebunan)ndengan tujuan mewadahi dan menyatukan kepentingan pekebun kelapa sawit dalam suatu wadah usaha yg resmi. Selain itu, melakukan sosialisasi kepada pekebun pekebun sawit untuk menyadarkan mereka kondisi yang dialami dan menyatukan langkah menuju solusi terbaik.
Selanjutnya, mereka mengumpulkan data-data kebun anggota koperasi, antara lain identitas pekebun, data keadaan kebun, titik koordinat, legalitas kebun, produktivitas, dll. Data inilah yang akan menjadi bahan komunikasi kepada calon perusahaan kelapa sawit (PKS) mitra.
Koperasi yang sudah lengkap datanya akan dijembatani oleh Apkasindo dan pemerintah untuk berkomunikasi dengan calon ahli pembuatan minyak merah, pupuk organik, minyak goreng sederhana dan integrasi kebun kelapa sawit umur 5 tahun dengan sapi.
Pada tahap ini dilakukan pembahasan draft kerjasama kemitraan, melakukan survei, dan persiapan persiapan teknis. Kemudian, penandatanganan perjanjian kemitraan perkebunan oleh koperasi yang diketahui oleh Bupati. Perkebunan Kelapa Sawit siap mendata dan membuat data base jumlah petani kelapa sawit serta luasan Perkebunan Kelapa Sawit di wilayahnya. Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit se-Kabupaten Indragiri Hulu akan mengusulkan Excavator dan Sapi. Koperasi/ Gapoktan dan Kelompok Tani Kelapa Sawit jadi lebih aktif.