Salah satu keluhan diatas, diatasi dengan memberikan bantuan atau subsidi untuk biodiesel (CPO Supporting Fund) yang secara khusus dikelola oleh Badan Pengelolaan Dana Perkebunan (BPSP) Kelapa sawit Indonesia untuk subsidi tersebut adalah 50 dolar per ton CPO yang diekspor. Dana retribusi kelapa sawit juga digunakan untuk mendanai kegiatan penanaman kembali (terutama untuk petani kecil). Dana tersebut didirikan berdasarkan peraturan 24/2015 dan 61/2015 dan dimulai pada juli 2015.
Menurut BPDPKS, pendapatan dari retribusi diperkirakan mencapai 9,5 triliun (sekitar $ 698 juta dolar AS) pada tahun 2016. Nilai dari subsidi tergantung pada selisih antara harga biodiesel dan diesel (fosil fuel), dan dilaporkan mencapai Rp. 5000 per liter (37 sen perliter) pada bulan April 2016. Meskipun harga bahan abakr fosil rendah dan harga CPO yang tinggi, BPDPKS optimis kepada publik bahwa meraka akan dapat terus memasok bahan bakar mobil bersubsidi secara konsisten sepanjang tahun. Kontak indistri, bagaimanapun, telah mengungkapkan beberapa keraguan mengenai hal ini, karena biaya subsidi terus tumbuh dan bahan baklar fosil tidak menunjukan tanda-tanda rebound harga dalam jangka pendek.