Para digma kerja di berbagai sektor bisnis kini kian berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Banyak sektor yang beralih dari metode konvensional kepemanfaatan teknologi yang bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Salah satunya terjadi pada industri perkebunan kelapa sawit seperti yang disampaikan oleh Bambang Noroyono, Division Head of Enterprise Sales dari PT Link Net Tbk. Menurut Bambang, industri kelapa sawit membutuhkan bantuan teknologi untuk mengatasi berbagai tantangan saat proses produksi. Beberapa teknologi seperti drone, citra satelit, dan sensor berguna untuk pemetaan lanskap dan pengelolaan lahan di perkebunan kelapa sawit.
Pemanfaatan ini tidak hanya membantu dalam pemantauan kondisi tanaman, tetapi juga berguna dalam mengidentifikasi masalah potensial dan mengelola lahan lebih efisien melalui pemantauan dan pengelolaan digital.
Ia juga menambahkan terdapat contoh lain seperti adanya kebutuhan akan kelancaran komunikasi operasional di wilayah perkebunan kelapa sawit yang lokasinya seringkali terletak di wilayah yang sulit dijangkau oleh jaringan internet terestrial. Sehingga, industri ini membutuhkan konektivitas yang ringkas, mobile, dan adaptif, terutama untuk menghadapi cuaca ekstrim.
Dari kedua contoh di atas, Bambang Noroyono membahas beberapa solusi Konektivitas serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dari Link Net, seperti Very Small Aperture Terminal (VSAT) dan perangkat Internet of Things (IoT) yang memiliki peran krusial dalam mempercepat dan mengoptimalkan operasi di kebun sawit.
1. VSAT Mengatasi Tantangan Jaringan di Lokasi Terpencil
Link Net memahami bahwa ketersediaan internet di daerah terpencil seringkali menjadi hambatan serius. Oleh karena itu, solusi konektivitas VSAT menjadi jawaban efektif untuk menghadirkan jaringan internet di wilayah perkebunan sawit yang seringkali ada di daerah pelosok dan terpencil. VSAT adalah teknologi yang memanfaatkan satelit untuk mengirimkan sinyal ke terminal yang terpasang di lokasi kebun sawit. Teknologi ini memastikan kebun sawit tetap terhubung dengan internet secara mobile serta adaptif, bahkan di tengah kondisi cuaca ekstrim sekalipun.
Hadirnya jaringan internet di wilayah perkebunan, bisa membantu semua perangkat komunikasi dan IoT berjalan optimal. Dengan memanfaatkan jaringan C-Band, K-Band dan Ku-Band, VSAT dari Link Net memiliki koneksi internet yang stabil, cepat serta andal. Memenuhi kebutuhan koneksi industri kelapa sawit dengan bandwidth hingga 100 Mbps. Memastikan seluruh perangkat pendukung operasional terhubung dengan koneksi internet sehingga proses produksi berlangsung lancar tanpa hambatan.
2. IoT Meningkatkan Efisiensi Operasional dan Produksi
Seperti halnya yang disebutkan di atas, industri perkebunan sawit terus berinovasi dengan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan. Percepatan dalam pengelolaan perkebunan sawit membutuhkan bantuan teknologi yang dapat memberikan solusi instan untuk mengatasi berbagai tantangan. Maka hadirnya berbagai perangkat Internet of Things (IoT) yang bermanfaat untuk industri perkebunan kelapa sawit dapat memudahkan berbagai aktivitas di lahan perkebunan, mulai dari proses pembibitan, penanaman, perawatan, panen, olah produk sihingga pengiriman. Dengan perangkat IoT, pengelolalahan dapat dengan mudah mengumpulkan data akurat dari seluruh aktivitas secara real-time. Melalui data ini, semua proses produksi kelapa sawit dapat dipantau dan diawasi dengan cermat. Sehingga, membantu para pelaku industri memiliki kinerja yang optimal dan meningkatkan efisiensi operasional. Lantas, apa saja perangkat Internet of Things (IoT) Link Net yang dapat mewujudkan hal tersebut?
a. Automatic Pump Controlling
Dalam setiap fase pertumbuhan kelapa sawit, aplikasi solusi teknologi menjadi kunci penting. Sebagai contoh, pada fase pembibitan dan perawatan, penggunaan otomatisasi pompa untuk penjadwalan penyiraman dapat diatur melalui aplikasi, memberikan efisiensi tinggi dan meringankan tugas para pekerja di lapangan. Penerapan teknologi ini memudahkan para manajemen kebun untuk memantau kebutuhan tanaman melalui aplikasi yang bisa diakses di berbagai perangkat. Sehingga, aktivitas penyiraman bisa dipantau dari mana saja.
b. Weather Sensor (Sensor Cuaca)
Weather sensor menjadi teknologi yang sangat bermanfaat bagi para pengelola perkebunan sawit. Sensor ini memungkinkan petani untuk memantau curah hujan, suhu udara, kelembaban, kecepatan angin dan kondisi cuaca secara real-time. Informasi ini bukan hanya berguna untuk perencanaan sehari-hari, tetapi juga memberikan peringatan dini terhadap perubahan cuaca ekstrim yang dapat mempengaruhi tanaman. Pemantauan cuaca yang akurat sangat penting dalam industri kelapa sawit untuk merencanakan kegiatan pertanian, termasuk pemeliharaan, penanaman, dan panen. Dengan data cuaca yang real-time, petani dapat mengantisipasi perubahan cuaca dan mengoptimalkan tindakan mereka sesuai dengan kondisi lingkungan.
c. Soil Sensor (Sensor Tanah)
Sensor tanah adalah perangkat IoT yang ditanam di dalam tanah untuk memantau kondisi lingkungan tanah. Perangkat ini berfungsi untuk memantau kelembaban tanah, suhu tanah, pH tanah, hingga tingkat nutrisi pada tanah. Membantu para petani kelapa sawit untuk memahami kondisi tanah dan mengoptimalkan penggunaan pupuk serta air. Dengan memiliki data yang akurat, para petani dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam manajemen pertanian, meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi.
d. Drone dan Geographic Information System (GIS)
Seperti yang disebutkan di atas, penggunaan drone dan Geographic Information System (GIS) memberikan kemudahan dalam pemetaan lokasi kebun sawit. Drone dapat merekam citra satelit secara akurat dan terkini, menghasilkan peta topografi yang mendetail. Pemetaan ini membantu petani untuk mengidentifikasi masalah seperti penyakit, hama, atau kekeringan, dan mengambil tindakan yang diperlukan. Sehingga dengan menggunakan Geographic Information System (GIS), para petani dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perawatan dan perhatian khusus, contohnya seperti lahan yang rentan terhadap erosi atau area yang membutuhkan pemupukan.
e. Water Level System
Water level system menggunakan sensor untuk mengukur ketinggian air pada lahan. Perangkat ini memungkinkan penyiraman yang optimal, menghindari pemborosan air, memastikan tanaman kelapa sawit mendapatkan air yang cukup serta mengantisipasi terjadinya kelebihan air di lahan perkebunan.
f. Monitoring Peralatan dan Mesin
Sensor IoT dapat dipasang pada peralatan dan mesin di perkebunan untuk memantau kondisi operasional mereka. Pemantauan ini memudahkan para teknisi dalam menjadwalkan pemeliharaan peralatan dan mesin secara tepat waktu, menghindari kerusakan yang tidak terduga, serta meningkatkan umur pakai peralatan. Dengan adanya sensor IoT ini, potensi kerusakan serta kegagalan perangkat dapat dideteksi dan diprediksi lebih dini. Sehingga mencegah terjadinya gangguan operasional yang dapat menghambat produksi.
g. GPS Tracking
GPS trackers (Global Positioning System trackers) adalah perangkat IoT yang memanfaatkan teknologi GPS untuk melacak pergerakan kendaraan dan peralatan di perkebunan kelapa sawit. Dengan melacak posisi kendaraan secara real-time, manajer perkebunan dapat memantau dan mengelola distribusi buah kelapa sawit, memastikan efisiensi pengangkutan, dan merencanakan rute optimal. GPS trackers juga berperan dalam meningkatkan keamanan kendaraan dan peralatan di perkebunan. Dengan kemampuan pelacakan, perangkat ini dapat membantu dalam mendeteksi dan melacak kendaraan yang hilang atau dicuri. Selain itu, memberikan pemberitahuan ketika kendaraan keluar dari jalur yang ditentukan atau mengalami kejadian yang mencurigakan.
h. Smart Utility System
Dalam operasional perkebunan, penggunaan air, listrik dan gas dapat menjadi faktor biaya yang signifikan. Smart Utility System dapat mengidentifikasi peralatan atau proses yang menggunakan sumber daya secara berlebihan, sehingga manajer dapat mengoptimalkan penggunaan dan mengurangi biaya energi.
Sistem ini membantu dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya dengan memantau dan mengelola konsumsi sumber daya pada operasional perkebunan kelapa sawit. Tak hanya itu, Smart Utility System dapat diprogram untuk memberikan pemberitahuan dan peringatan otomatis ketika terjadi anomali dalam penggunaan sumberdaya dalam jumlah tertentu. Sehingga, para manajer perkebunan dapat lebih proaktif untuk mencegah kerugian lebih lanjut.
i. Smartphone untuk ERP (Enterprise Resource Planning)
Smartphone memiliki peran krusial dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas di industri perkebunan kelapa sawit, khususnya bagi pekerja lapangan. Smartphone dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dan akses ke aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) untuk memberikan laporan secara langsung.
Dengan aplikasi ERP yang terintegrasi pada Smartphone, pekerja lapangan dapat langsung membuat dan mengirimkan laporan harian, mingguan, atau bulanan. Mereka dapat memasukkan data tentang perkembangan tanaman, kondisi cuaca, pemeliharaan peralatan, dan lainnya kedalam sistem ERP. Terlebih lagi, integrasi dengan sistem ERP membantu menciptakan ekosistem digital yang terkoordinasi, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 146)