Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Tofan Mahdi berpandangan bahwa peranan komunikasi harus diberikan porsi lebih besar dalam dinamika industri sawit di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Tofan dalam obrolan santai dengan wartawan di Jakarta, Rabu (15/2). Menurut Tofan, tantangan industri sawit ke depan semakin berat, terutama terkait dengan isu-isu harga komoditas, keberlanjutan, dan kebijakan.
Selain itu, tantangan juga juga dihadapi oleh bidang komunikasi berupa pergeseran platform komunikasi dari media konvensional ke ranah digital.
Dalam pandangannya, generasi muda saat ini menjadi audience terbesar dalam komunikasi di era digital. ”Bidang komunikasi dituntut menjadi garda terdepan dalam mengkomunikasikan banyak hal kepada publik,” papar pria yang pernah mendapatkan beasiswa International Visitor Program dari US Department of State ini.
Tofan yang saat ini menjabat Senior Vice President (SVP) of Communication, Investor Relation, and Public Affair PT Astra Agro Lestari Tbk ini menyebut, selama minyak sawit masih menjadi leaderdalam persaingan pasar minyak nabati global, kampanye negatif tentang sawit juga masih sangat masif di media.
Merujuk pada tantangan-tantangan yang dihadapi oleh industri sawit, menurut Tofan, dalam Munas XI nanti perlu figur yang mumpuni dan cakap untuk memimpin dan menjalankan GAPKI sebagai organisasi terbesar dalam mata rantai industri sawit di Indonesia.
”Yang terpenting adalah menemukan figur yang peduli dan mau bekerja untuk menghadapi tantangan-tantangan itu,” tandasnya.
Terkait dukungan sebagian kalangan terhadap pencalonannya sebagai salah satu kandidat Ketua Umum GAPKI periode 2023-2028, Tofan mengaku belum berpikir terlalu jauh. Mantan wartawan Jawa Pos ini memilih fokus memberikan kontribusi terbaik ketimbang mengejar jabatan.
”Kalau Allah berkehendak, tidak akan ada yang bisa menghalangi. Saya lebih memilih fokus pada tugas yang menjadi tanggung jawab saya. Situasinya masih sangat dinamis dan semua pengurus GAPKI, baik yang ada di pusat maupun cabang, memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi nakhoda organisasi,” tegasnya secara diplomatis.
Dalam kepengurusan GAPKI periode 2018-2023 Tofan Mahdi didapuk menjadi Ketua Bidang Komunikasi. Selain paham seluk beluk industri sawit di dalam maupun di luar negeri, Tofan yang berpengalaman di dunia jurnalistik juga memiliki jaringan yang luas di dalam dan luar negeri.
Hal ini dibuktikan dengan semakin dikenalnya GAPKI baik oleh publik maupun pemerintah sebagai organisasi usaha paling berpengaruh dalam mata rantai industri sawit. Besarnya kontribusi Bidang Komunikasi GAPKI juga bisa dilihat dari masifnya pemberitaan positif tentang industri sawit di media.
Selain itu, dikatakan Tofan bahwa pers memainkan peran besar dalam mendukung kemajuan industri sawit di Indonesia. Karena itu, sinergi antara insan pers dengan para pemangku kepentingan dalam industri sawit harus terus diperkuat.
“Melalui publikasi berita sawit yang objektif dan positif, image industri sawit semakin membaik. Ini akan memperkuat keberlanjutan industri sawit Indonesia,” kata Tofan Mahdi dalam satu sesi seminar pada rangkaian acara puncak Hari Pers Nasional di Medan pada pertengahan Februari 2023.
Berbicara di depan lebih dari seratus peserta HPN dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sumatra Utara, Tofan mengungkapkan peran strategis sawit dalam perekonomian.
“Lihatlah saat pandemik tahun 2020 lalu, kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah yang paling rendah dibandingkan negara-negara lain , bahkan lebih baik dari negara maju,” ujar Tofan.
Tofan mengatakan, tahun 2022 sumbangan devisa ekspor minyak sawit mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Nilai devisa ekspor mencapai USD 39 miliar atau hampir Rp 600 triliun. Devisa ekspor yang tinggi inilah yang menopang stabilitas nilai tukar rupiah terhadap valuta asing khususnya dolar AS.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 136)