AKPY – STIPER berupaya mendidik calon mandor dan krani profesional dengan memperdalam pengetahuan, karakter dan budaya kebun.
Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY – STIPER) kembali adakan praktik kerja lapangan (PKL) atau learning factory bagi mahasiswa-mahasiswinya. Setelah kurang lebih 5 bulan belajar teori di kampus. Kegiatan Learning Factory ini menjadi kegiatan wajib yang diikuti mahasiswa-mahasiswinya.
Berbeda dengan perguruan tinggi lainnya, Pendidikan Vokasi yang dijalankan AKPY – STIPER untuk program Diploma I (Beasiswa Sawit- Badan Pengelolan Dana Perkebunan Kelapa Sawit/BPDPKS), dalam melaksanakan learning factory dengan pendekatan learning by doing.
Dengan metode learning by doing (belajar sambil melaksanakan/mempraktikkan) dinilai cukup efektif dalam mentransfer know ledge bagi mahasiswa-mahasiswi program Diploma I (program studi Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit dan program studi Pembibitan Kelapa Sawit).
Direktur AKPY – STIPER, Dr. Sri Gunawan, SP, MP, IPU mengatakan kegiatan learning factory yang dilaksanakan merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi program Diploma I. Mahasiswa/i tidak dapat absen pada kegiatan ini. Sebagai upaya memperdalam materi dan praktik, setelah mendapatkan teori di kelas.
“Dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan atau yang kami sebut learning factory dilaksanakan di laboratorium kebun (Kebun Penelitian dan Pendidikan/KP2 Ungaran – Semarang),” katanya, saat ditemui di lokasi kegiatan learning factory, beberapa waktu lalu.
“Pelaksanaan di laboratorium kebun, bukan tanpa alasan. Kami ingin mahasiswa-mahasiswi dapat langsung mempraktikkan teori yang sudah dipelajari selama di kelas. Sehingga mereka (mahasiswa/i) tidak lagi berpikir abstrak melainkan langsung dapat melihat objek yang dipelajari dan dipraktikkan,” imbuh Dr. Sri Gunawan.
Selama kegiatan learning factory mahasiswa/i mendapat materi mulai dari persiapan lahan dan penanaman, pembibitan, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM), pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) dan panen.
Diungkapkan Dr. Sri Gunawan, semua materi diberikan dan dipraktikkan. Secara teknis kegiatan learning factory, selama dua pekan dilaksanakan dan dipandu oleh instruktur yang terdiri dari dosen senior dan praktisi kebun, serta dosen junior sebagai pendamping di setiap kelompok.
“Pagi praktik di lapangan (kebun), sore hari evaluasi dan praktik cara berhitung dan merinci pekerjaan untuk esok harinya. Hal itu, dilakukan sebagai upaya untuk persiapan kegiatan magang di perusahaan dan perkebunan rakyat, yang dilaksanakan pada Juni mendatang, sebelum kelulusan atau wisuda,” ungkapnya.
Pada tahun ini, pelaksanaan Learning Factory 2024 terbagi menjadi tiga gelombang, yang dilaksanakan sejak 20 Januari – Februari 2024. Gelombang pertama diikuti oleh 150 mahasiswa, gelombang kedua diikuti 150 mahasiswa dan gelombang ketiga diikuti 127 mahasiswa.
Ketua Pelaksana Learning Factory 2024, Wanda Aji Atmaka menambahkan agar lebih fokus dalam pelaksanaanya seperti pada tahun-tahun sebelumnya, dibagi menjadi beberapa gelombang.
“Hal ini bertujuan agar mahasiswa bisa lebih fokus dalam belajar dan praktik di kebun. Selain itu, instruktur dan pendamping juga lebih mudah dalam mengontrol selama pelaksanaannya,” katanya, saat di lokasi kegiatan Learning Factory, pada Sabtu (20 Januari 2024).
Sebagai informasi, mahasiswa/i program Diploma I (Beasiswa Sawit BPDPKS), kelak setelah menyelesaikan studi di AKPY – STIPER akan bekerja sebagai mandor atau krani di perusahaan dan penyuluh di perkebunan sawit rakyat.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 148)