Industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia merupakan salah satu industri strategis yang memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan petani dan devisa negara. Tahun 2021 total produksi minyak sawit mentah Indonesia mencapai 45,1 juta ton dan diharapkan terus meningkat setiap tahunnya.
Agar produksi kelapa sawit semakin meningkat, pekebun harus memperhatikan teknik budidaya sesuai standar Good Agricultural Practices (GAP), seperti pengolahan lahan dan perawatan tanaman termasuk pengendalian gulma, hama, dan penyakit (OPT).
Keberadaan OPT tanaman kelapa sawit ini harus dikendalikan dengan tepat dan terpadu. Konsep pengendalian hama terpadu dilakukan dengan menggunakan produk perlindungan tanaman (prolintan) saat gulma, penyakit, dan hama sudah mencapai ambang ekonomi.
Prolintan merupakan komponen penting yang dibutuhkan oleh petani agar tanaman terhindar dari hama dan penyakit sehingga dapat tumbuh optimal. Untuk memaksimalkan manfaat serta meminimalkan risiko saat menggunakan prolintan, petani harus memperhatikan beberapa faktor berikut:
- Meningkatkan pengetahuan petani mengenai pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) baik di saat melakukan pencampuran prolintan maupun saat aplikasi di lahan;
- Memelihara alat semprot (tangki) secara berkala untuk menghindari risiko terjadinya kebocoran;
- Menyimpan prolintan di tempat khusus, tertutup, dan jauh dari jangkauan anak-anak;
- Menggunakan prolintan sesuai dengan dosis yang telah direkomendasikan pada label;
- Mencuci alat semprot (tangki) yang telah digunakan untuk menghilangkan sisa-sisa prolintan (residu).
Untuk memastikan prolintan diaplikasikan dengan benar dan aman, Syngenta secara konsisten melakukan pelatihan kepada para pekerja/petani/pekebun yang mengaplikasikan prolintan tersebut. Pelatihan ini dilakukan untuk selalu mengingatkan kembali kepada para petani/pengguna untuk bersikap hati-hati dan menerapkan perilaku aman dalam menggunakan prolintan secara konsisten. Selain itu pelatihan ini juga dilakukan dengan metode praktik langsung di lapangan mengenai teknik apliksi yang benar dan aman bagi pekerja/petani/pekebun sehingga dapat membantu mereka mengendalikan OPT secara efektif dan efisien.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi, 136)