Berdasarkan fakta empiris (PASPI, 2014), peningkatan produksi CPO baik melali peningkatan produktivitas, peningkatan rendemen maupun perluasan lahan kebun di daerah-daerah sentra sawit, akan menurunkan persentase kemiskinan (pro-poor). Oleh karena itu pemerintah daerah perlu memfasilitasi peningkatan CPO di sentra-sentra sawit, karena akan menurunkan jumlah penduduk miskin di daerah yang bersengkutan.
Goenadi (2008) mengemukakan bahwa lebih dari 6 juta orang yang terlibat dalam perkebunan kelapa sawit Indonesia keluar dari kemiskinan. World Growth (2009) mengungkapkan bahwa perkebunan kelapa sawit di Indonesia bagian penting dan signifikan dalam mengurangi kemiskinan.
Pendapatan per kapita petani sawit plasma, petani sawit mandiri (independent farmer) telah jauh di atas garis kemiskinan nasional. Pendapatan petani non sawit di sekitar perkebunan kelapa sawit (petani karet, padi, sayuran) jauh dibawah pendapatan petani sawit plasma maupun petani sawit mandiri. Perkebunan kelapa sawit Indonesia berhasil menarik para petani keluar dari kemiskinan dan menempatkan mereka menjadi penduduk middle income class.
Sumber : Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, MEc