Ketersediaan minyak sawit yang cukup besar dan relatif murah secara global, juga dapat membantu mengurangi fuel-food trade-off yang dihadapi masyarakat Eropa dan USA, dalam kenijakan mandatori biodiesel. OECD (2006) memperkirakan bahwa bila target 10% konsumsi energi fosil disubtitusi dengan biofuel, maka 70% lahan pertanian Uni Eropa dan 30% lahan pertanian USA, harus dikonversi untuk tanaman bahan baku biofuel. Trade-off yang demikian dapat dikurangi jika Uni Eropa dan USA bersedia meningkatkan konsumsi minyak sawit yang lebih besar sehingga dapat mengurangi tekanan pada minyak nabati produksi domestiknya.
Dengan demikian perkebunan kelapa sawit Indonesia dapat di katakan adalah untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia (Feeding The World), Indonesian Palm Oil Industry for : Asian People, for European People, for American People and for African People. Manfaat kesejahteraan yang diciptakan perkebunan kelapa sawit Indonesia, sebagian besar dinikmati masyarakat internasional.
Peran Industri Minyak Sawit Dalam Pembangunan Pedesaan
Pembengunan daerah pedesaan (rural development) merupakan salah satu fokus kebijakan pembengunan di Indonesia. Kebijakan pelaksanaan otonomi daerah yang telah dilaksanakan sejak tahun 2000, dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan daerah pedesaan yang tertinggal dibandingkan pembangunan kawasan perkotaan.
Sumber: PASPI