JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menilai peluncuran Bursa Crude Palm Oil (CPO) Indonesia bisa berdampak positif terhadap petani sawit tanah air. Bursa CPO Indonesia sendiri sudah mulai berjalan atau live hari ini.
Ketua Umum Apkasindo Dr. Gulat Manurung, MP.,C.IMA.,C.APO mengatakan Bursa CPO yang baru dirilis ini secara langsung akan memberi kepastian harga CPO yang sebenar-benarnya, dimana harga CPO ini akan berdampak langsung kepada harga tandan buah segar (TBS) petani sawit.
“Memang butuh waktu dalam pembentukan harga CPO di Bursa, namun dengan sudah Kilometer Nol maka jarak dan waktu akan ditempuh (menuju) dan saat nya akan tiba, yang penting itu dulu. Ini bukan hanya masalah bursa tapi harga diri dari Negara sebagai produsen CPO terbesar di dunia, masak harus mengekor terus ke Malaysia dan Rotterdam?,” ujar Gulat, Jumat (20/10/2023).
Menurut Gulat, secara teori dan selama ini seperti itu, Jika harga CPO naik maka akan terkoneksi ke harga TBS. Harga TBS itu dua, ujar dia, satu harga penetapan (berjangka) dimana harga ini berlaku bagi petani bermitra dengan korporasi dan kedua bersifat harian sehingga untuk petani sawit swadaya yang harga TBS-nya bersifat harian akan sangat merasakannya.
“Bursa ini bersifat global, sehingga diharapkan harga CPO yang terbentuk adalah gambaran harga CPO mendekati harga global, bukan harga domestik sebagaimana KPBN selama ini. Berbeda dengan Tender CPO di KPBN, dimana sifatnya domestic dan yang menjual CPO hanya PTPN dan pembelinya juga terbatas,” ungkapnya.
Penulis: Indra Gunawan