Teknologi digital menjadi kunci untuk daya saing Indonesia di tengah persaingan perdagangan di pasar global. Penerapan digitalisasi sawit telah menjadi tren di perkebunan dan pabrik sawit.
Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan yang mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, data dari Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian mencatat pertumbuhan produk Domestic Bruto (PDB) dari tahun 2015, 2016 dan 2017. Pada 2015 – 2016 naik 5,7%, 2016 – 2017 meningkat 9%. Sementara capaian di 2017 terhadap kontribusi PDB sebesar Rp471.31 Triliun.
Dari sisi kinerja ekspor sektor perkebunan kelapa sawit juga mengalami peningkatan 2016 – 2017 meningkat 25,8% dari 25,9 juta ton meningkat menjadi 30,9 juta ton atau nilai ekspor US$18,2 miliar(Rp241,9 triliun) menjadi nilai ekspor US$22,9 miliar (Rp307,4 triliun).
Dengan capaian ekspor meningkat 25,8% pada 2016 – 2017, maka Indonesia menjadi negara produsen dan eksportir CPO dan minyak sawit lainnya no 1 di dunia. Tercatat pada 2017 dari produksi 37,8 juta ton sebanyak 88,65% untuk kebutuhan ekspor, sisanya konsumsi dalam negeri.
Selain dari sisi kinerja, kelapa sawit juga mampu menyediakan lapangan kerja, bahan pangan, bahan baku energi nabati, pengembangan wilayah pedesaan dan pelestarian lingkungan. Sehingga patut untuk diperhatikan dan dikembangkan menjadi perkebunan sawit berkelanjutan.
Sejalan dengan membaiknya kinerja ekspor kelapa sawit. Sektor industri juga menghadapi tantangan dengan berkembangnya teknologi terutama teknologi digital. Sehingga tak jarang para stakeholder mengadakan seminar untuk membahas perkembangan industri sawit yang dapat dikelola secara professional di era digital.
Para stakeholder menginginkan untuk memahami adanya tantangan dan pergeseran manajemen sumber daya perkebunan di jaman now. Bagaimana menyikapinya, generasi milenial di jaman now, apakah budaya leadership perkebunan harus menyesuaikan dengan tuntutan jaman, sehingga menjadi planters jaman now yang mampu memanfaatkan teknologi digital di perkebunan sawit. Perubahan besar pada pengelolaan perkebunan sawit harus disikapi dengan tepat dan program-program yang efektif.
Penerapan teknologi digital dalam mengelola manajemen perkebunan sangat dibutuhkan sehigga bisa membantu perusahaan, manajemen untuk mengoptimalkan penggunaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya lainnya secara efektif, efisien dan akurat.
Penerapan teknologi digital tak lain pengaruh dari penerapan industri 4.0 yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi, mengurangi biaya operasi, serta efisiensi yang berujung pada meningkatkan ekspor produk dalam negeri.
Kebutuhan digitalisasi sawit ini terungkap dalam Seminar Nasional Planters Indonesia (SNPI) yang diadakan di Yogyakarta, 1-2 Agustus 2018. Pembicara yang hadir antara lain Repindra Ginting (OWL Plantation), Octen Suhaidi (Mitra Agro Servindo), dan Muhammad Firdaus Adisuraya (eKomoditi Solutions Indonesia).
Dengan adanya teknologi digital, M. Firdaus Adisurya, Head of Information Technology, PT Ekomoditi Solution Indonesia menyarankan solusi dengan menggunakan ePCS adalah aplikasi yang berfungsi untuk mengumpulkan dan menganalisa data hasil kegiatan lapangan, khususnya di perkebunan kelapa sawit. dengan menggunakan perangkat android yang berfugsi untuk Geotagging (koordinat GPS) dan rekam waktu satelit di setiap transaksi, mengambil foto di lapangan, bluetooth dan wifi (LAN). selain itu, ada peralatan tambahan Printer Lapangan (Portable, Bluetooth, menggunakan kertas thermal yang tahan air dan Baterai isi ulang. dan, aplikasi ePCS Backend dan GIS/BI.
Sementara itu, terkait program intensifikasi perkebunan sawit yang sudah banyak diterapkan oleh perusahaan perkebunan sawit untuk meningkatkan produktivitas hasil. OWL Plantation System penyedia solusi manajemen perkebunan berbasis ERP karya anak bangsa mengembangkan aplikasi Digitalisasi Panen.
Repindra Ginting selaku Direktur PT.OWL Plantation System mengatakan pihaknya menghadirkan Digitalisasi Panen, aplikasi dengan konsep pengembangan teknologi digital untuk peningkatan produktivitas sawit. Aplikasi ini untuk meningkatkan produktivitas melalui mengendalikan panen, disesuaikan dengan cara kerja SDM, jaman now, kecepatan dan akurasi. dan, dengan aplikasi ini memudahkan untuk melihat kondisi buah yang akan dipanen.