Sinar Mas Agribusiness and Food, salah satu perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit terbesar di Indonesia, berbagi resep cara pembuatan produk-produk pangan berbahan sawit. Perusahaan menjelaskan bagaimana minyak kelapa sawit diteliti, dikembangkan, serta diolah sehingga menjadi produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Sinar Mas Agribusiness and Food dikenal sebagai pionir produk-produk pangan dari minyak sawit yang populer di masyarakat. Semua masyarakat telah mengenal produk minyak goreng Filma dan Kunci Mas. Adapula produk mentega dan margarin Simas yang membantu industri skala kecil dan besar untuk menghasilkan makanan terbaik di meja.
Lalu seperti apa proses pengolahan produk CPO menjadi produk-produk tersebut di refineri? Tim redaksi Majalah Sawit Indonesia mendapatkan undangan dari manajemen Sinar Mas Agribusiness and Food untuk mengunjungi refineri di Marunda pada awal Maret 2023.
General Manager Marunda Plant Sinar Mas Agribusiness and Food, Agus Widjaja dalam acara Media Gathering di Marunda Center, Jakarta, Kamis (2/3). MEnurut Agus, Sinar Mas tidak khawatir perekonomian global yang diperkirakan mengalami kelesuan karena berbagai produk yang mereka hasilkan dibutuhkan pasar dan sudah memenuhi standar kualitas negara maju.
Sebagian besar penjualan Sinar Mas berupa produk turunan CPO, seperti minyak goreng, margarin, specialty fats, biodiesel, dan oleokimia. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus mendorong hilirisasi di berbagai sektor industri, termasuk industri sawit.
Proses pengolahan CPO berlangsung di kilang minyak (refinery). Di sana, CPO melalui beberapa tahap pemrosesan mulai dari analisis kualitas CPO, pemisahan getah dan pengotor dari minyak (degumming), penambahan bahan pemucat untuk menyerap pigmen warna dalam minyak (bleaching), serta proses filtrasi (filtration) untuk menghilangkan sisa kandungan bahan pemucat tersebut.
Setelah mendapatkan warna minyak sawit yang dikehendaki, proses selanjutnya adalah deodorisasi (deodorisation) untuk menghilangkan bau dan asam lemak bebas. Dari proses inilah dihasilkan Palm Fatty Acid Destilate (PFAD) yang dapat digunakan untuk produksi biodiesel, bahan bakar nabati ramah lingkungan sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM) jenis diesel.
PFAD juga dapat digunakan untuk produksi oleokimia. Ratusan produk kebutuhan rumah tangga seperti sabun, deterjen, dan kosmetik, berasal dari bahan tersebut. Oleokimia juga dibutuhkan oleh industri lainnya seperti farmasi, pelumas, plastik, karet, dan pakan hewan. Selain serbaguna, oleokimia berbasis kelapa sawit juga mudah terurai dan terbarukan.
Proses deodorisasi tak hanya menghasilkan PFAD, tetapi juga menghasilkan Refined Bleached Deodorised Palm Oil (RBDPO). Bentuk cair RBDPO disebut olein yang biasa digunakan sebagai minyak goreng, sementara fraksi padatnya disebut stearin yang dipasarkan dalam bentuk margarin dan shortening. Pemisahan zat tersebut dikenal dengan istilah fraksionasi (fractionation).
Head of Corporate Communications Sinar Mas Agribusiness and Food, Wulan Suling, mengatakan bahwa minyak kelapa sawit erat kaitannya dengan produk konsumen yang biasa dipakai dalam keseharian. Semakin luas penggunaan produk minyak kelapa sawit, maka semakin besar pula tanggung jawab yang perlu dipenuhi oleh pihak produsen.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 137)