PADANG, SAWIT INDONESIA – Kalangan petani dan santri memberikan dukungan penuh untuk menyukseskan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang ditargetkan 180 ribu ha setiap tahun. Salah satu tahapan penting PSR adalah pembibitan sawit sebagai bagian mempersiapkan bahan tanaman terbaik dan berkualitas.
DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Sumatera Barat dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengadakan Seminar UMKM (Usaha Kecil Menengah Dan Koperasi) yang diikuti oleh petani sawit dan santri pada 13-15 Juli 2023, Hotel Kyriad Bumi Minang Padang, Sumatera Barat.
“Harapan kami acara ini tidak sebatas dalam kegiatan sosialisasi melainkan dapat memberdayakan pesantren dan santri untuk mendukung PSR. Salah satunya kami mendampingi para santri agar lebih professional dalam kegiatan pembibitan sampai pengelolaan kebun karena lokasi pesantren kami berada di tengah perkebunan sawit,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) APKASINDO Sumatera Barat, Jufri Nur, SE.,MM., saat memberikan sambutan.
Adalah Pondok Pesantren Nurul Yaqin Siti Mangopoh yang mengelola perkebunan sawit seluas 100 ha. Dari luasan tersebut, baru tertanam 30 ha.
Jufri Nur menjelaskan bahwa dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia besar dan berkualitas yang menjadi pertimbangan DPW APKASINDO Sumbar mendukung program peremajaan sawit rakyat melalui kegiatan pelatihan pembibitan bersama pondok pesantren.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy, saat memberikan sambutan menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat positif untuk mendukung program sawit berkelanjutan yang melibatkan para santri ini, sehingga santri yang ada di Sumatera Barat bisa mengambil bagian aktif dalam pilar ekonomi oleh komoditas strategis ini.
“Pemberdayaan dan pengembangan UMKM di Sumatra Barat khususnya dukungan terhadap pondok pesantren di perkebunan kelapa sawit karena itulah santri harus mengasah jiwa entrepreneur. Dalam rangka memadukan dengan kemampuan bisnis dan dunia usaha,” ujarnya.
Wagub Audy mengapresiasi peranan APKASINDO Sumatera Barat yang menggandeng santri muda milenial menjadi entrepreneur melalui kegiatan pembibitan benih unggul. Masih banyak pondok pesantren yang dapat digandeng karena sebaran pesantren berada di 6 kabupaten yaitu Pasaman, Pasaman Barat, Agam, Pesisir Selatan, Solok Selatan , Dharmasraya, dan Sijunjung.
Asisten Staf Khusus Wakil Presiden bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah, Dr. Tri Chandra menyampaikan kebanggaan dan dukungan kantor Wakil Presiden atas perkembangan program Santripreneur berbasis UKMK Sawit yang dimulai dari Riau, Kalbar, Sumsel, hingga sekarang ke Sumbar.
“Akhir 2020, Kyai Wapres mengusulkan bagaimana agar santri bisa ikut dalam sawit. Karena dilihat dari data, dari 27 ribuan sekian pesantren di Indonesia, hampir 50% nya berada di wilayah sawit,” terang Dr. Tri
Mengingat peran pesantren yang tidak hanya saja sebagai lembaga dakwah, lembaga pendidikan, atau lembaga pengkaderan ulama, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan.