JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Danang Girindrawardana, mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya kinerja ekspor minyak sawit Indonesia sepanjang kuartal pertama 2018.
Tercatat, kinerja ekspor minyak sawit Indonesia mengalami penurunan 2%, termasuk Biodiesel dan oleochemical untuk kuartal I tahun 2018, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (8,02 juta ton menjadi 7,84 juta ton).
Sementara, khusus untuk minyak sawit mentah dan turunannya (tidak termasuk Oleochemical dan Biodiesel) menurun 3% pada kuartal I 2018 dibanding periode yang sama tahun lalu (7,73 juta ton menjadi 7,5 juta ton.
“Di antaranya hambatan perdagangan yang diterapkan beberapa negara, seperti Uni Eropa yang mengeluarkan resolusi parlemen Uni Eropa yang menuding sawit sebagai penyebab deforestasi,” jelas Danang.
Faktor lainnya yaitu kebijakan India menaikkan bea masuk import minyak nabati, Amerika Serikat melancarkan tuduhan antidumping biodiesel serta China memperketat pengawasan terhadap minyak nabati yang diimpor,” jelas Danang.
Sementara dari sisi harga, sepanjang Maret harga CPO global bergerak di kisaran US$ 665-US$ 695 per metrik ton dengan harga rata-rata US$ 676,2 per metrik ton. Harga rata-rata Maret meningkat US$ 13,1 dibandingkan harga rata-rata pada Februari lalu US$ 663,1 per metrik ton. (Robi Fitrianto)