PT Tritools Indonesia menawarkan alat panen bermesin yang bermerek Mori Palm Harvester. Alat panen ini membantu kegiatan pengambilan buah sawit lebih cepat dan efisien.
Semakin berkembangnya alat panen bermesin disebabkan banyaknya permintaan dari pekebun sawit yang mengharapkan hasil panen tetap terjaga kualitasnya dan cepat untuk diambil. Peluang ini dimanfaatkan PT Tritools Indonesia sebagai distributor alat panen bermesin untuk segmen perkebunan sawit.
Salah satu produk alat panen adalah Mori Palm Harvester yang berasal dari Taiwan dan mulai dipasarkan semenjak Desember 2012. “Sebelum masuk ke Indonesia, produk ini sudah digunakan di Thailand, Malaysia, Columbia, dan India,” kata Tandi Tan, Manager Palm Oil Division PT Tritools Indonesia.
Tandi Tan menambahkan penggunaan Mori Palm Harvester membantu pemanen untuk tidak mengeluarkan tenaga lebih besar sewaktu bekerja. Tingkat efisiensi yang diperoleh pekebun mencapai 20%-30% dibandingkan memakai alat panen manual seperti egrek dan dodos.
Untuk mendukung kerja pemotongan, Mori Palm Harvester memiliki sistem pengaturan motorik yang memudahkan pemotong untuk melakukan mobilisasi. Selain itu, Mori Palm Harvester dilengkapi dengan pisau egrek dan dodos yang mudah dibongkar pasang dari galahnya terdapat sekrup yang mempermudah pemasangan. “Dengan sekrup yang mampu dibongkar pasang akan memudahkan ketika pengasahan untuk menjaga ketajaman pisau,” ungkap Tandi. Harga Mori Palm Harvester dibandrol antara Rp 11 juta-Rp 16 juta yang usia pakai dapat mencapai lebih dari dua tahun lamanya.
Selain memasarkan alat potong bermesin, PT Tritools Indonesia juga memasarkan Mori Engine Drill yang berfungsi sebagai bor batang pohon sawit, dan Mori Earth Auger untuk membuat lubang tanam pohon. Sedangkan untuk alat potong bermesin, ada tiga tipe yang dipasarkan yakni yakni JPS-PH-260, JPS-PH-260JT& TSP-260.
Model JPS-PH-260 memiliki 2,1 meter dan memiliki jangkauan mencapai 3,6 meter. Model ini memiliki beban 6-7 kilogram dengan mengandalkan mesin besutan Mitsubishi. Sedangkan tipe JPS-PH-260JT berbobot 7-8 kilogram dengan panjang 3,1 meter dan mampu menjangkau hingga 4,6 meter, sedangkan model terakhir memiliki bobot 8-9 kilogram dengan panjang 4,8 meter dan jangkauan mencapai 6 meter. Tipe JPS-PH-260JT, dan TSP-260 mengandalkan mesin Zenoah G26LS 25,4 cc.
“Keunggulan dari produk yang kami pasarkan adalah material produk yang kami sajikan memiliki ketahanan yang cukup bisa diandalkan. Dimana alat panen sawit kami menggunakan motor Jepang asli yang kita tahu performa dari motor Jepang tidak perlu diragukan lagi,” ungkap Tandi.
Mesin Zenoah G26LS dan Mitsubishi TU26PFD yang berkapasitas 600 milimeter dengan lama penggunaan selama 1,5 – 2 jam, akan mendorong kerja gear case pinion yang didesain khusus memang untuk mengerjakan tugas transmisi berat dan cepat. Melalui teknologi tersebut mampu dihasilkan performa pemotongan buah sawit yang optimal dan tahan lama. Dan yang tidak perlu diragukan yaitu performa mesin yang mampu untuk bekerja selama 6-8jam per hari.
Bagi pemotong yang sebelumnya menggunakan alat konvensional, akan menemui perbedaan dengan adanya getaran yang dihasilkan oleh mesin. Namun, menurut Tandi, getaran yang berasal dari alat bor tidak perlu dirisaukan karena masih halus/ringan. “Hal ini hanya terjadi di minggu pertama untuk proses adaptasikarena sebelumnya tidak ada getaran ketika pakai alat konvensional,” ujar Tandi.
PT Tritools Indonesia juga menyediakan attachment gear case lainnya yang aplikasinya dapat digunakan dalam satu alat. Dimana fungsinya selain digunakan sebagai alat panen sawit, juga dapat digunakan untuk fungsi lain seperti untuk memotong rumput, chain saw, trimmer, dan prunner. Namun, attachment gear case tersebut dijual terpisah.
Selain memberikan kualitas dari segi produk, PT Tritools Indonesia juga tidak mengesampingkan layanan purna jual bagi pelanggannya. Contohnya saja, pembelian produk Mori Palm Harvester mendapatkan garansi tiga bulan untuk alat dan enam bulan untuk motor. Selain itu, dalam paket pembeliannya disiapkan satu paket suku cadang cadangan per unit.
“Suku cadang diharapkan membantu pemanen apabila terdapat masalah kecil yang butuh perbaikan,” jelas Tandi. Selain itu diberikan juga pelatihan dasar penggunaan alat, cara perawatan berkala dan teknik perbaikan alat. Sehinggadengan skill yang diberikan tersebut, pelaku kebun akan merasa lebih nyaman untuk menggunakan alat kami.
Biarpun PT Tritools Indonesia tergolong baru memasuki pasar alat panen bermesin, namun beberapa perusahan perkebunan besar sudah menjadi pengguna Mori Palm Harvester seperti PT Smart Tbk dan First Resources Group.
Untuk jaringan pemasaran, saat ini PT Tritools Indonesia telah memiliki kantor cabang di delapan provinsi yaitu Pekanbaru, Sumatera Utara, Sumatera Selatan Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan. Untuk ke depannya, perusahaan memiliki target untuk memasarkan produk di seluruh provinsi Indonesia.(Anggar Septiadi)