Oleh : Dr.Kiman Siregar,S.TP,M.Si
(Bagian Kedua)
- Potensi penurunan ERK yang dapat diperoleh dari pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit (CPO)
Sebelum masuk stasiun pengolahan, permasalahan produksi CPO banyak diperdebatkan dalam tahapan penanaman kelapa sawit tersebut. Hal ini merupakan perdebatan yang panjang antara kawasan Eropa dan Asia (khususnya Indonesia). Di Indonesia telah menetapkan ketentuan standar produksi minyak sawit berkelanjutan dalam Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang bersifat wajib (mandatory) kepada seluruh pelaku usaha industri kelapa sawit. Sedangkan pasar Eropa hanya mengakui standar RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil). RSPO dan ISPO merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia ke depan, karena sebagai produsen terbesar CPO saat ini, Indonesia harus mampu meyakinkan pasar global bahwa produksi CPO Indonesia merupakan yang terbaik, sehingga standar ISPO yang sudah ditetapkan akan menjadi rujukan.
Biodiesel bersifat terbaharui dan ramah lingkungan, emisi CO2 yang dihasilkan dari pembakaran mesin-mesin akan diserap kembali oleh tanaman melalui mekanisme fotosintesis, sehingga dapat dikatakan zero CO2 emission. Pandangan saya, analisis yang yang mendasari klaim negara-negara Eropa bahwa produksi CPO dan biodioesel Indonesia merusak lingkungan atau menambah emisi karbon ke udara, sehingga meyebabkan peningkatan terhadap pemanasan global.