JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Selama ini kelapa sawit identik dengan kepemilikan perusahaan besar atau taipan. Namun kepemilikan petani dan masyarakat mulai meningkat di perkebunan sawit. Fakta ini belum banyak diketahui masyarakat.
“Selama ini orang mengenal sawit ini dimiliki perusahaan besar. Dalam bayangan masyarakat, sawit itu hanya melibatkan industri besar Padahal, keterlibatan rakyat sudah berjalan lama melalui skema kemitraan,” ujar KH. Muhammad Imam Aziz, Stafsus Wapres RI Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah.
Ia mengatakan fakta ini harus diungkapkan kepada masyarakat bahwa kelapa sawit ini melibatkan banyak petani dan masyarakat. Peranan penting menjadi penting untuk menjaga rantai pasok dari hulu sampai hilir.
“Kita berikan edukasi kepada publik mengenai keterlibatan petani rakyat. Kontribusi mereka sangat besar dalam pengembangan industri sawit dari hulu sampai hilir. Petani mengelola hulu sampai hilir ini menjadi point penting,” ujar Ketua PBNU ini.
Informasi keterlibatan petani dalam perkebunan sawit harus lebih banyak ditampilkan kepada masyarakat. Pesan ini disampaikan K.H Imam Aziz saat memberikan saat memberikan sambutan dalam dalam Kegiatan Pelatihan Jurnalis Sawit APKASINDO area Kalimantan, Selasa (12 Oktober 2021).
Menurutnya sejarah perkembangan kelapa sawit rakyat ini belum banyak dieksplorasi. Padahal ada sisi human interest yang menarik untuk diulas secara mendalam. Perkembangan sawit rakyat ini dapat terbentuk dan berdampingan dengan industri besar sawit. Jadi, kelapa sawit ini memiliki makna perjuangan untuk mengubah nasib rakyat dan bangsa ini.
Berkaitan kampanye negatif, dijelaskan Imam Aziz, masyarakat tidak terpengaruh isu yang berkembang. Penggunaan kelapa sawit tetap dibutuhkan kebutuhan sehari-hari.
“Masyarakat memerlukan informasi data positif sawit lebih detil. Tujuannya memberikan sentimen positif terhadap kelapa sawit,” harapnya.