Excavator SK 50P dan SK200 menjadi produk unggulan PT Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia untuk memenuhi permintaan industri sawit. Irit bahan bakar menjadi nilai tambah kedua produk ini sehingga lebih diminati konsumen.
Memasuki usia ke-13, PT Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia semakin menunjukkan kepiawaiannya sebagai pemain alat berat di pasar dalam negeri. Khusus produk excavator, pangsa pasar yang dikuasainya lebih dari 22% (ERG Report Jan 2013). Yushi Sandidarma, Direktur Marketing PT Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia, mengatakan saat ini permintaan excavator SK 50P banyak diminati pelaku perkebunan sawit di daerah Kalimantan Tengah KalTeng, Bangka dan Pulau Jawa.
“Excavator jenis ini terus meningkat permintaannya di sektor perkebunan sawit,” katanya.
Penggunaan excavator yang lebih efisien waktu pengerjaan kegiatan pembukaan lahan maupun perawatan tanaman menjadi pertimbangan utama. Menurut Yushi, excavator cocok digunakan untuk membangun parit dan lubang tanaman. Nilai tambah dengan memakai excavator dari waktu dan hasil lebih cepat karena pembukaan lahan tidak akan efisien jika memakai tenaga manusia.
PT Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia memiliki beberapa model excavator untuk memenuhi permintaan konsumen. Antara lain model SK 50P yang berkapasitas 5 ton, SK 130 berkapasitas 10 ton, SK 200 berkapasitas 20 ton, dan SK 330 berkapasitas 30 ton Adapula SK 480 dan SK 580 dengan kapasitas 80 ton digunakan sektor tambang. Selain itu penggunaan excavator juga banyak digunakan di sektor perkebunan, konstruksi, kehutanan dan infrastruktur.
Yushi menambahkan excavator SK-50P mulai diminati pelaku sektor perkebunan sawit. Begitupula dengan model SK-200 yang sudah lama menjadi pilihan pelaku sawit. “Sebagai contoh di Kalimantan Tengah, excavator Kobelco sudah menjadi pemimpin pasar disana. Awalnya, kami dapat menguasai pasar sampai 80% untuk excavator tipe SK 50P pada 2009 sampai 2011. Walaupun kompetitor baru semakin banyak, tetapi produk kami tetap memegang pangsa pasar sebesar 70% di seluruh Indonesia,” tandasnya.
Tonny Notosetyanto, BOD PT Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia, juga mengatakan excavator model SK 200 dapat digunakan perkebunan sawit bagi kepentingan pembersihan lahan sebab luas lahan kebun sawit dapat mencapai puluhan sampai ratusan hektare.Sedangkan, SK 50P dipergunakan kegiatan perawatan tanaman.
Dengan menggunakan excavator, menurutnya, akan lebih efisien untuk memelihara tanaman. Sedangkan SK 200 itu berfungsi pada penyiapan lahan dari membuat saluran parit, jalan kebun, dan meratakan tanah. “Excavator SK-50P kami banyak digunakan di wilayah Kalimantan terutama Sampit dan Pangkalan Bun karena telah terbukti keunggulan produk kami. Kelebihan inilah yang menyebar ke daerah lain dan pada akhirnya dapat menjadi market leader,” ujar Tonny.
Apa yang membuat excavator PT Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia banyak diminati pelaku perkebunan? Tonny Notosetyanto menjelaskan seluruh excavator kami sangat hemat pemakaian bahan bakar minyak (BBM). Sebagai gambaran, SK 200 hanya perlu bahan bakar 17-20 liter solar untuk beroperasi per jam.
Keunggulan lainnya, produk excavator Daya Kobelco ini adalah biaya operasionalnya relatif rendah dibanding produk excavator lain. Selain itu, kata Tonny, produk excavator Kobelco sangat handal. “Itu sebabnya, permintaan produk kami terus naik semenjak 2006 dan kuat di sektor perkebunan sawit,” kata Tonny.
Tonny menceritakan Kobelco dari awal aktif dalam kegiatan pembukaan lahan sawit karena pelanggan mereka dahulu bermain di sektor kehutanan. Sekarang ini, banyak perusahaan kehutanan mengembangkan sektor bisnisnya ke perkebunan sawit. “Kami terus melakukan inovasi supaya produk kami dapat menjadi bagian dari pertumbuhan industri sawit. Apalagi, excavator kami fokus pada pemeliharaan tanaman sawit,” kata Tonny.
Penjualan
Yushi mengatakan target penjualan tahun ini dapat mencapai 3.275 unit atau naik 13% dari pencapaian penjualan di tahun 2012 sebesar hampir 2.900 unit. Tahun lalu, penjualan tidak mencapai target karena buruknya situasi perekonomian di semester kedua tahun 2012 akibatnya permintan turun. “Di sektor sawit, penurunan harga CPO di pasar global berpengaruh kepada permintaan alat berat,” tukasnya.
Menurut Yushi, perusahaan bersikap optimis bahwa target tahun ini dapat tercapai karena komoditas tambang terutama nikel mulai tumbuh setelah dibukanya keran ekspor dan batubara. Sementara, sektor sawit masih dipercaya kalangan perbankan untuk mendapatkan kredit bagi pengembangan bisnisnya. Selain itu, pengembangan Hutan Tanaman Industri mulai stabil karena telah ada pengembangan ke wilayah Indonesia Timur. Begitupula dengan proyek infrastruktur tahun ini juga sudah berjalan.
“Kami perkirakan sektor agro dapat berkontribusi sekitar 30% bagi penjualan perusahaan,” ujar Yushi.
Di industri sawit, dapat dikatakan hampir semua perusahaan sawit menjadi pengguna produk Kobelco.Ketika, ada penggantian alat berat yang telah berusia tua maka perusahaan sawit tetap memilih produk kami untuk pembelian baru. “Saat ini, dengan adanya proyek Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) akan membuka peluang bagus bagi kami untuk meningkatkan permintaan produk Kobelco. Pembukaan lahan sawit disana cukup besar,” kata Yushi.
Yushi menambahkan harga produknya bervariasi setelah melewati proses negosiasi dengan konsumen. Perusahaan sangat memerhatikan layanan purna jual untuk penyediaan suku cadang, teknisi dan tempat servis yang mendekati konsumen.
Tonny juga menambahkan bahwa bagian dari perkembangan teknologi, excavator SK 200 telah dapat dilengkapi dengan teknologi GPS. “Ini standar operasional agar alat berat tidak dimainkan oleh para operator di lapangan,” tambahnya.
Saat ini, PT Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia telah memiliki 19 cabang di seluruh Indonesia antara lain Jakarta, Pangkalpinang, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Padang, Pontianak, Sampit, Balikpapan, Samarinda, Banjarmasin, Tarakan, Surabaya, Semarang, Makasar, Menado , Merauke dan Sorong.
Untuk memudahkan perawatan alat berat, perusahaan telah menyiapkan service station yang berlokasi di Tanjung Enim, Ketapang, Pangkalan Bun, Ternate, Belitung, Kendari, Kolaka, Bengkulu dan P.Obi Halmahera.
Di akhir wawancara Yushi juga menambahkan bahwa perusahaan berencana membuka cabang baru di Merauke yang diharapkan dapat melayani permintaan dengan cepat dan memberikan pelayanan total kepada konsumen. “Kami sedang membangun citra / brand image bahwa Kobelco adalah berasal perusahaan Jepang yang merupakan anak perusahaan dari KOBE STEEL – Japan,” tandas Yushi.
Dengan jumlah pegawai mencapai 900 orang,PT Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia siap melayani kebutuhan konsumen baru dan pelanggannya. Sesuai dengan misi perusahaan yaitu “We Save You Fuel”, produk yang ditawarkan perusahaan sangat memerhatikan penggunaan bahan bakar sehingga dapat mendukung efisiensi konsumen dan membantu penerapan tata kelola perkebunan yang ramah lingkungan. (Bebe)