Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan pemerintah tidak melupakan reform dalam jangka menengah panjang meskipun saat ini fokus pemerintah adalah menangani pandemi Covid-19 dalam jangka pendek.
“Yang pertama adalah yang namanya transformasi ekonomi kita tidak boleh berhenti meskipun kita lagi dalam pandemi,” ujar Wamenkeu dalam Indonesia Economic Outlook (IEO) 2022 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pada Selasa (25/01).
Wamenkeu menjelaskan transformasi ekonomi, seperti hilirisasi sumber daya alam (SDA), perlu untuk terus dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dari pengolahan hasil SDA di Indonesia sekaligus mendukung pengembangan sektor-sektor industri lainnya di dalam negeri.
“Kita bisa ekspor sumber daya alam setelah kita ambil, tapi tidak boleh kita lupakan. Kalau bisa, kita proses lebih lanjut di dalam negeri,” kata Wamenkeu.
Di sisi lain, penciptaan lapangan kerja juga menjadi hal yang paling penting di dalam proses pemulihan ekonomi. Maka dari itu, pemerintah menyusun Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang mengatur berbagai macam sektor sehingga dapat memangkas berbagai regulasi yang tumpang tindih terkait perizinan berusaha, serta menciptakan lapangan kerja baru dengan tetap memberikan perlindungan dan kemudahan bagi UMKM dan koperasi.
“Saya yakin teman-teman pengusaha muda akan sangat penting untuk mendalami apa saja yang ada di dalam UU Ciptaker dan mendapatkan manfaat langsung, baik dari perizinan yang lebih mudah maupun tata kelola pemerintah yang lebih solid,” ujar Wamenkeu.
Selain hilirisasi dan penciptaan lapangan kerja, agenda masa depan Indonesia adalah sustainability dalam rangka strategi pencapaian net zero emission (NZE) untuk mendukung ekonomi hijau.
“Nilai ekonomi karbon adalah bagian dari ekonomi hijau yang cita-cita kita adalah net zero emission paling lambat 2060,” kata Wamenkeu.
Sumber: kemenkeu.go.id