Mengedukasi Pola Makan Sehat
Wina Tannaty mengembangkan kebun hidroponik dan restoran yang menyajikan makanan persen berbahan sayur-sayuran. Berupaya mengedukasi masyarakat untuk menjadi lebih sehat dan ramah lingkungan.
Bagi vegetarian yang sedang berlibur ke Bali. Tara Green Hydroponic Farm and Cafe dapat menjadi pilihan untuk menikmati makanan sehat berbahan sayur dan buah-buahan. Restoran yang berlokasi di Jalan Belimbing Sari III, Uluwatu, ini mudah dijangkau. Kendati tidak berada tepat di pinggir jalan. Tetapi restoran ini menempati lokasi strategis karena searah menuju Omnia Beach Club.
Wina Tannaty, pemilik Tara Green Hydroponic Farm and Cafe, yang mulai mengembangkan kebun hidroponik semenjak dua tahun lalu. Tara Green Hydroponic Farm & Café adalah Kebun Hidroponik pertama di Uluwatu dengan bangunan yang berkonsep penggabungan antara gaya arsitek Bali dan Tibet. “Soft opening pada 26 September. Grand opening berlangsung 11 Oktober kemarin,” cerita Ibu Wina.
Keunikan restoran ini menghasilkan bahan makanan yang sebagian besar diproduksi sendiri. Bahan makanan diperoleh dari Green House (Rumah Kaca) di samping restoran. Green House seluas 6×16 meter persegi menjadi tempat pembibitan dan proses produksi. Bermacam-macam sayuran ini di dalamnya antara lain lettuce, tomat, sawi, dan pokcoy.
“Tara berasal dari bahasa Tibet. Arti kata Tara adalah kebebasan atau kemerdekaan bagi jiwa kita,” ujar Wina saat diwawancarai di restorannya.
Ia mengembangkan kebun hidpronik karena menikmati makanan berbahan sayur-sayuran.”Saya sudah sebelas tahun vegetarian. Itu sebabnya, saya mulai belajar hidpronik. Dengan menghasilkan bahan makanan sendiri, kita lebih yakin kualitas dan kesehatan bagi tubuh kita,”kata Wina.
Itu sebabnya, ia belajar bercocok tanam hidroponik. Dirinya belajari dari teman dan menjelajahi informasi dari internet. “Saya tahap belajar. Meskipun sekarang banyak yang bilang saya berhasil,” ceritanya.
Tara Green Hydroponic Farm and Cafe memiliki pesan penting untuk mengedukasi masyarakat go green. Supaya masyarakat hidup sehat dan konsumsi sayuran. Restoran ini, dikatakan Wina, murni berbahan sayuran dan tanpa daging sama sekali.
“Kami murni tanpa daging. Restoran lain bisa menyajikan makanan untuk vegetarian. Tetapi, tidak ada jaminan bahan masakannya bebas dari kandungan daging. 100 persen masakan kami tanpa daging,” kata Wina.
Ia menjelaskan kapasitas produksi rumah kaca dapat menghasilkan 100 kilogram. Itu sebabnya, pola panen dibuat berkala. Karena jika panen terputus, akan memengaruhi sumber makanan restoran. “Kami upayakan bahan makanan utama tidak beli dari luar. Jadi, berani jamin organik dan sehat,” ujar Wina.
(Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 97)