JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk membukukan nilai penjualan sebesar Rp. 1,6 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2015. Penjualan yang positif ini ditopang dari komoditas sawit dengan nilai penjualan Rp 1,2 triliun dan komoditas karet Rp 0,4 triliun.
Andi W. Setianto, Direktur Investor Relations PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk , menyebutkan pada tahun lalu, nilai penjualan emiten berkode UNSP ini masih tumbuh 27%. Jika dilihat, harga komoditas sawit utama yaitu CPO (Crude Palm Oil) masih dalam trend penurunan harga yang berlangsung sejak tahun 2011 hingga ke level terendah bulanan USD 480 per ton FOB Malaysia di kuartal 3-2015.
Tetapi berkat kerja keras, kata Andi, perseroan masih mampu membukukan nilai penjualan sebesar Rp. 1,6 triliun dan laba kotor Rp. 417 miliar di kuartal 3-2015 seperti pada laporan keuangan 30 September 2015 yang dirilis Senin 2 November.
“Kami mengatasi kondisi air di kebun akibat kemarau panjang tahun lalu dengan sebaik-baiknya. Sesuai siklus tahunan, peningkatan produksi sawit mulai terlihat di kuartal 3-2015 dan diperkirakan mencapai puncaknya di kuartal terakhir. Optimalisasi produktivitas pabrik, juga dilakukan dengan pembelian sawit dan karet dari petani yang tidak memiliki pabrik sekaligus membantu kesejahteraan mereka,” paparnya.
Kinerja positif ini tentu tidak lepas dari kerja keras Perseroan dalam serangkaian program revitalisasi perkebunan, dan kemampuan menjaga produksi kebun inti sawit dan karet. Produksi dua komoditas itu tetap stabil di tengah pelemahan harga komoditas di pasar global, pungutan CPO Fund USD 50 per ton, dan El-Nino yaitu kondisi cuaca ekstrim udara kering dan kurangnya curah hujan yang menyebabkan kemarau panjang dan kekeringan.
“Perseroan mengikuti protokol RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) and ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang menjunjung tinggi prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan. Kita mempunyai kebijakan “zero-burning” (tanpa membakar) dalam melakukan kegiatan perkebunan khususnya aktifitas land clearing sehingga tidak ada kebakaran lahan yang berasal dari kebun Bakrie,”,.
Lebih lanjut, Andi menyebut, kondisi El-Nino ditahun 2015 ini berpotensi menyebabkan berkurangnya pasokan sawit untuk tahun 2016, dan kondisi itu diperkirakan akan menjadi katalis perbaikan harga CPO di Semester 1- 2016.