Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pertanian atau agripreneur dalam negeri diharapkan bisa melihat dan memanfaatkan peluang bisnis dari hilirisasi olahan pertanian dan pangan. Sehingga, bisa memberikan nilai tambah bagi ekonomi secara keseluruhan. Terutama para pengusaha muda.
Mereka memang sangat berpotensi untuk memanfaatkan peluang bisnis dari olahan pangan. Karena memiliki kemampuan untuk mengembangkan usaha dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada di sekitar. Baik komoditas, peluang pasar, termasuk juga inovasi produk.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mengapresiasi anak-anak muda yang kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk turunan baru di bidang pertanian.
Ia mengaku optimistis terhadap sektor pertanian untuk terus menggerakkan roda ekonomi semakin tinggi, apalagi animo kalangan muda yang terjun di dunia bisnis pertanian menunjukkan kecenderungan meningkat.
Group Head PESAT/UMKM Bank BJB Dodi Sandra Nugraha menjelaskan, pihaknya menggelar bjbpreneur sebagai ajang kompetisi yang diikuti para pelaku UMKM di berbagai bidang yang bertujuan mengembangkan UMKM yang tangguh dan mampu bertahan di tengah berbagai tantangan sehingga memiliki daya saing, dan berkelanjutan.
Dodi berharap, para pelaku UMKM khususnya di bidang pertanian mampu membaca peluang dan potensi daerahnya masing-masing untuk bisa dikembangkan lebih jauh lagi khususnya dalam usaha olahan pangan.
“Bagaimana caranya supaya para pelaku UMKM khususnya di bidang pertanian itu justru mengembangkan usahanya di daerahnya, sehingga produk pertanian itu dapat dikembangkan atau dapat dibesarkan di daerahnya,” kata Dodi.
Menurut Dodi, masih banyak komoditas pertanian yang belum diolah sehingga belum memberikan banyak nilai tambah. Karena itu, dia berharap program ini mampu memberi dampak bagi peningkatan ekonomi nasional.
“Sementara, produk-produk dari pertanian ini bagaimana caranya supaya bisa menjadi industri olahan. Contohnya di acara bjbpreneur ini, ada beberapa produk pertanian yang akhirnya bisa menjadi olahan dan menjadi suatu potensi baru untuk produk yang bisa kita lakukan kemasan baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” ucap Dodi.
Diketahui, Kementerian Pertanian terus mendorong dan memfasilitasi bertumbuhnya usaha tani (agripreneur) yang dijalankan oleh generasi muda. Pemerintah berkomitmen mengawal regenerasi petani dan menjadikan pertanian sebagai dunia usaha atau bisnis yang strategis dan menguntungkan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, potensi pertanian dalam meningkatkan perekonomian sangatlah besar terutama jika anak muda mau mengerjakan semua prosesnya baik yang berkaitan dengan produksi hulu maupun proses pengolahan atau hilirisasi. Dia yakin, pertanian adalah jawaban sekaligus solusi masa depan yang sangat menjanjikan.
“Kami memiliki berbagai program pembangunan sektor pertanian dengan terus memperkenalkan pemanfaatan teknologi dan mekanisasi sebagai perangsang bertumbuhnya petani muda di Indonesia,” katanya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, bahwa penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian masuk dalam kategori paling tinggi jika dibandingkan dengan lapangan usaha lainnya seperti perdagangan dan juga industri pengolahan. Hal ini menunjukkan sektor pertanian masih merupakan mata pencarian utama bagi masyarakat Indonesia saat ini.
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian pada triwulan 1 2023 mencapai 29,36 persen. Adapun pada triwulan 1 2024 sebesar 28,64 persen dan naik 0,03 juta orang (year on year/yoy) dari total jumlah penduduk Indonesia yang bekerja sebanyak 142,18 juta orang.
Tingginya data penyerapan tenaga kerja pada sektor akomodasi dan makan minum ini tidak lepas dari kontribusi sektor pertanian yang turut meningkat. Di sisi lain, BPS juga mencatat distribusi dan pertumbuhan sektor pertanian pada produk domestik bruto (PDB) menepati urutan ketiga dengan capaian 11,61 persen. Sektor pertanian menjadi salah satu andalan bagi ekonomi Indonesia.
Sumber: prokal.co