Palu, SAWIT INDONESIA – Peningkatan kapasitas dan skill petani sawit terus dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya melalui kegiatan pelatihan yang diselenggarakan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), sebagai Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang ditunjuk Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Ditjen Perkebunan – Kementerian Pertanian.
Kini, pelatihan yang diselenggarakan AKPY diikuti 66 orang dari Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat. Kegiatan pelatihan ini terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas Pengelolaan Sarana & Prasarana Perkebunan Sawit (35 orang) dan Teknik Pemetaan Lokasi Perkebunan Sawit (31 orang), yang diadakan selama empat hari (Rabu – Sabtu, 29 Mei – 1 Juni 2024), di salah satu hotel di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Sebagai informasi, kegiatan pelatihan ini merupakan pengejewantahan dari program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit kerjasama BPDPKS dan Ditjen Perkebunan.
Wakil Direktur AKPY , Dr.(C) Idum Satia Santi, SP,MP menyampaikan adapun tujuan dari pelatihan ini adalah memberikan pengertian dan pemahaman kepada petani sawit, perihal sarana & prasarana dan teknik pemetaan lokasi perkebunan sawit sebagai pendukung budidaya sawit yang berkelanjutan sesuai dengan standar (Good Management Practices).
“Selain itu, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemandirian, manajerial dan kewirausahaan yang berdaya saing perkebunan sawit berkelanjutan,” ujarnya, saat memberikan sambutan di pembukaan pelatihan, pada Rabu (29 Mei 2024), di Palu – Sulawesi Tengah.
Dalam kegiatan pelatihan ini, ada beberapa sasaran peserta yakni pekebun, Keluarga Pekebun, Penyuluh, Tenaga Pendamping, ASN di bidang perkelapasawitan, serta masyarakat sekitar kebun. Dan, ada beberapa materi yang disampaikan, untuk kelas Pengelolaan Sarpras Perkebunan Sawit mendapatkan materi; kebijakan dan organisasi pengelolaan sarana & prasarana kebun, pengenalan alat dan mesin pertanian, pengelolaan air (tata air), penanganan instruktur kebun, penggunaan alat aplikasi pupuk dan pestisida, pengelolaan alat panen dan angkut, dan penanganan limbah B3.
Sementara, untuk kelas Teknik Pemetaan Lokasi Perkebunan Sawit mendapat materi; kebijakan dan regulasi, dasar-dasar pemetaan lahan, pengenalan dan penggunaan alat pemetaan (GPS, Drone,HP dan lainnya), tracking tanaman dan lahan, pembuatan polygon dan peta kebun, pengelolaan data dan analisis pengukuran, penyajian/pencetakan peta, dan praktik pemetaan kebun, pengolahan hasil dan diskusi.
Pada kegiatan pelatihan para peserta tidak hanya mendapatkan materi melainkan akan ada kesempatan field trip ke kebun milik perusahaan perkebunan sawit ternama, yaitu Astra Agro Lestari, di akhir kegiatan pelatihan.
Lebih lanjut, Idum mengungkapkan harapannya kepada para peserta pelatihan. Untuk menerapkan ilmu dan pengetahuan yang didapat selama pelatihan.
“Selain itu, kami berharap ke depan terhadap peserta pelatihan dapat dan mampu menyampaikan materi atau ilmu yang didapat salama pelatihan kepada petani, saudara dan tetangga, penyuluh swadaya, pengurus koperasi dan lainnya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Pasangkayu, Agus Subakti Tole, S.Hut, M.Si mengatakan pihaknya menyambut baik kegiatan pelatihan petani sawit yang diikuti petani sawit dari Kabupaten Pasangkayu. Kali ini ada 66 orang (peserta) yang mengikuti pelatihan kelas Sarpras dan Teknik Pemetaan.
“Kegiatan ini dapat menambah wawasan bagi petani, dari transfer ilmu yang diberikan oleh instruktur selama pelatihan. Jadi, petani sawit bertambah wawasan dan pengetahuannya untuk mendukung pengelolaan kebun sawit berkelanjutan. Tidak hanya ilmu budidayanya saja yang dikuasai melainkan ada ilmu pendukung lain (Pengelolaan Sarpras dan Teknik Pemetaan Lokasi) yang harus dipahami,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Sarana & Prasarana dan Kelembagaan Dinas Perkebunan Sulawesi Barat, Amirullah Rasyid, SP, M.Si menyampaikan pesan dan harapan untuk para peserta pelatihan petani sawit.
“Agar bisa memamfaatkan kesempatan yang ada. Kesempatan itu (kegiatan pelatihan), harus bisa dimanfaatkan untuk menerima ilmu dan pengetahuan dari para instruktur, kemudian di-save dan disampaikan kepada petani sawit lainnya. Tentunya harapan kami agar petani pekebun mampu berinovasi dalam berbagai hal budidaya kelapa sawit, dari sisi tehnik Pemetaan Lokasi maupun pengelolaan sarpras untuk menjadi petani pekebun Terampil dan Mandri dalam pengelolaan kebun dawit berkelanjutan dan berdaya saing,” katanya.