Pemerintahan Jokowi memberikan perhatian khusus kepada petani. Perusahaan dapat bermitra dengan petani dalam hal pengelolaan lahan. Ini sejalan dengan program ekonomi pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pemerataan.
Luhut Panjaitan, Kepala Staf Kepresidenan RI, mengatakan kepemilikan lahan miliki petani sebesar 41 persen sangat penting peranannya dalam peningkatan kesejahteraan. Ditinjau perkembangan luas, lahan milik petani tumbuh cepat tetapi produktivitasnya parah.
“Produktivitas rakyat harus diperbaiki supaya dapat mengarah lebih baik lagi. Yang terjadi saat ini, cenderung turun produktivitasnya baik petani serta swasta dan BUMN,” kata Luhut
Lebih lanjut, menurut Luhut, kenaikan produktivitas CPO petani rakyat akan berpengaruh positif kepada kesejahteraan rakyat. Kalau dilihat manfaat peningkatan CPO rakyat dari tahun ke tahun akan berdampak bagus.
Menurut hemat saya, program ekonomi Jokowi yang bicara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan bisa berjalan di kelapa sawit,” kata Luhut yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Luhut menyebutkan produktivitas dapat ditingkatkan lewat penggunaan bibit unggul dan kegiatan pemupukan secara tepat. Langkah ini dapat berjalaan ketika masa replanting tiba.
Pria kelahiran Toba Samosir ini menghimbau pengusaha besar supaya berkolaborasi dengan petani plasma. “Saya pikir kalau sudah punya kebun sampai 500 ribu hektare, maka plasmanya harus lebih besar dari 30 persen. Pengusaha juga perlu ngerem supaya tidak ada kecemburuan,” imbuhnya.
“Hati-hati jika muncul kecemburuan akan menimbulkan masalah yang disebut pembangkangan sipil karena ketidakadilan,” ujar Luhut.
Menurutnya tidak boleh ada penguasaan lahan yang terlalu berlebihan di masa depan. Tampaknya, hal inilah yang menjadi tantangan semua pelaku usaha. “Yang penting bagi kita, mereka (red-petani) jual buahnya ke kita. Kenapa tidak mereka dapat dua tiga hektar dengan itu kesejahteraan mereka lebih berkembang lagi,” jelas Luhut.
(Selengkapnya baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi Agustus-September 2015)