JAKARTA, SAWIT INDONESIA – El Nino berdampak kepada penurunan produksi dan pendapatan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. Sampai kuartal ketiga 2016, penjualan sebesar Rp 2,64 triliun turun 19,9% dari periode sama tahun lalu.
Tergerusnya pendapatan perusahaan akibat Tandan Buah Segar (TBS) yang dipanen Perseroan selama sembilan bulan pertama tahun ini hanya mencapai 714 ribu ton, turun sekitar 32,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Turunnya produksi TBS, baik inti maupun plasma serta rendahnya pembelian TBS dari pihak ketiga ikut mempengaruhi produktivitas pabrik kelapa sawit Persreoan.
Jumlah TBS yang diproses Perseroan hanya sekitar 857,1 ribu ton, turun sekitar 30,1% dibandingkan kuartal III tahun 2015 lalu. Akibatnya, produksi CPO Perseroan pada kuartal III 2016 juga turun sekitar 27,6% menjadi 206,9 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun 2015 lalu yang mencapai 285,9 ribu ton.
Meskipun demikian, selama Sembilan bulan pertama tahun 2016, Perseroan berhasil memperbaiki tingkat ekstraksi minyak sawit (Oil Extractrion Rate) pada lelvel 24,14% dibandingkan periode yang sama tahunm lalu sebesar 23,32%.
Penurunan penjualan bersih tersebut ikut merefleksikan profitabilitas Perseroan. Laba kotor Perseroan turun sekitar 28,3% menjadi Rp 563,6 miliar, dengan margin laba kotor sekitar 21,3%. Sedangkan laba usaha juga turun sekitar 48,7% menjadi Rp 220,7 miliar. Pada kuartal III 2016, Perseroan membukukanlaba komprehensif Periode berjalan sebesar Rp 24,8 miliar.
Direktur Utama Perseroan Andrianto Oetomo mengatakan turunnya produktivitas TBS tersebut sebagai akibat dampak El-Nino pada tahun 2015 lalu yang masih terasa sampai kuartal III tahun ini. Harga rata-rata CPO Perseroan dalam sembilan bulan pertama 2016 mencapai Rp 7,26 juta per ton, tidak jauh berbeda dibandingkan dengan harga rata-rata CPO di periode yang sama 2015 yang mencapai Rp 7,27 juta per ton.
Industri kelapa sawit masih memberikan kontribusi pendapatan paling tinggi untuk Perseroan dibandingkan produk kayu. Pada kuartal III tahun ini Perseroan membukukan penjualan bersih untuk industri kelapa sawit sebesar Rp 1,89 triliun atau turun sekitar 15,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan penjualan bersih industri kayu turun sebesar29,5 % menjadi Rp 754,8 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sampai dengan September 2016, Perseroan berhasil memperbaiki tingkat ekstraksi minyak sawit (Oil Extraction Rate-OER) menjadi 24,14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 23,32 %.