Mengulik Gizi Minyak Elaeis
Dialog bertajuk “ Sawit Menjawab kebutuhan Gizi dan Persoalan Kesehatan” yang digelar Majalah Sawit Indonesia di Jakarta pada awal Maret 2019 itu tergolong singkat, hanya sekitar 2,5 jam. Tapi waktu segitu sudah lebih dari cukup untuk membongkar apa-apa saja sebenarnya kandungan gizi yang tersimpan pada minyak kelapa sawit hingga kandungan itu kemudian disebut-sebut bisa mengatasi persolan gizi buruk dan stunting yang terjadi di Indonesia.
Ada empat pembicara yang mengulik apa dan seperti apa minyak sawit pada acara yang disupport oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) itu. Mereka antara lain, Direktur SEAFAST IPB, Profesor Nuri Andarwulan, Ketua umum MAKSI, Dr. Darmono Taniwiryono, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga dan Direktur Gizi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , Doddy Izwardy.
Nuri Andarwatimemastikan bahwa minyak sawit juga mengandung karoten (Vitamin A), tokoferol dan tokotrienols (Vitamin E) yang sangat tinggi. Lantaran itu pula minyak sawit juga mengandung zat antioksidan. “Dibandingkan minyak kedeali, kandungan tokotrienols minyak sawit dua kali lebih banyak” katanya.
Lalu pada minyak sawit juga ada kandungan omega 9 yang berfungsi untuk membangun dinding sel dan membran sel tumbuh. Tocotrienols adalah kelompok vitamin E yang merupakan bahan alami yang ditemukan pada beberapa minyak sayur dan beberapa jenis kacang dan padi-padian. Itulah makanya tocotrienols ini disebut juga sebagai nutrisi esensial untuk tubuh yang berguna untuk menghambat produksi kolestrol dalam hati hingga kemudian kolestrol dalam darah berkurang.
Penulis : Abdul Aziz