JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Rencana kehadiran direktur sawit dalam nomenklatur Kementerian Pertanian masih tertunda. Hal ini terlihat dalam pelantikan 31 pejabat pimpinan tinggi pratama oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Kantor Pusat Kementan, Jumat, 13 Januari 2023.
Padahal semenjak tahun lalu, hadirnya Direktur Sawit sering disosialisasikan kepada stakeholder. Namun, tidak ada Direktur Sawit dalam pelantikan 31 Pejabat Pratama pada pekan lalu.
Sebagai informasi, Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian dinakhodai Baginda Siagian. Sebelumnya, Baginda Siagian menjabat Direktur Perlindungan Perkebunan Ditjen Perkebunan.
Kini, Direktur Perlindungan Perkebunan dijabat Hendratmojo Bagus. Sedangkan, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar dipimpin oleh Muhammad Rizal Ismail.
Dalam sambutanya, SYL berharap pejabat yang baru dilantik mampu beradaptasi dengan cepat serta memberikan solusi kongkrit terhadap setiap persoalan yang ada. Dia ingin, jabatan baru yang diemban bisa menjadikan pertanian Indonesia jauh lebih kuat dan semakin modern.
“Saya minta tingkatkan terus kompetensi dan profesionalisme saudara serta manfaatkan perkembangan teknologi untuk mendapatkan informasi yang valid agar mampu beradaptasi mengikuti dinamika perubahan nasional dan global. Adaptasi lebih cepat dan pecahkan setiap persolan yang ada. Saya percaya saudara akan menjalankan amanah sebaik baiknya,” katanya dalam keterangan tertulis.
Menurut Mentan, pejabat baru harus mampu mengakselerasi setiap program yang dijalankan. Atau dengan kata lain tidak boleh libur disaat kondisi pangan dalam keadaan darurat. Semua jajaran dibawahnya harus berada di lapangan untuk membela kepentingan rakyat.
“Di Kementan itu bukan soal administrasi dan surat-menyurat yang menyibukkan kita, tetapi Apa hasilnya dari surat itu harus bisa diyakinkan lebih kuat lagi, lebih besar lagi. Oleh karena itu kita tidak boleh hanya ada di administrasi tapi juga harus ada di implementasi,” katanya.
Menteri SYL berharap pejabat yang baru bisa meningkatkan kemampuan dan produktivitas dalam negeri untuk menghadapi tantangan global yang semakin sulit. “Dunia mengalami hal yang sama, oleh karena itu kita harus siap dengan segalanya,” pungkasnya.