JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Perluasan lahan sawit tidak akan naik signifikan seperti empat atau lima tahun lalu yang lebih dari 200 ribu hektare. Pengusaha perkebunan menggunakan izin lama untuk penambahan lahan.
“Perluasan lahan tahun ini mungkin sekitar 50 ribu hektare,” kata Eddy Martono, Ketua Bidang Tata Ruang dan Agraria Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), di Jakarta, Rabu (21/1).
Eddy Martono menyebutkan minimnya perluasan lahan akibat kebijakan pemerintah yang melarang izin penggunaan lahan gambut. Selain itu, implementasi Indonesian Palm Oil Pledge (IPOP) membuat banyak perusahaan kelapa sawit yang tidak berani buka lahan apabila di lahan itu punya nilai stok karbon tinggi (High Carbon Stock atau HCS.)
Ditambahkan Eddy Martono, produksi sawit tahun ini bisa di bawah tahun lalu akibat dampak El Nino. Proyeksi produksi sawit sekitar 30 juta ton pada 2016 lebih rendah dari tahun lalu sekitar 32,5 juta ton. “Memang untuk di awal Januari belum terlihat efek dari El Nino. Hujan masih terjadi di perkebunan sawit di Kalimantan,” kata Eddy.
Sementara itu Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI mengatakan kalaupun ada pertambahan produksi hanya mencapai 500 ribu ton pada tahun ini. Ini disebabkan dampak El Nino dari tahun lalu dan kemungkinan terjadinya El Nino lagi pada tahun ini.