Techno Park Pelalawan semakin mendapatkan pengakuan dari dalam dan luar negeri. Memiliki lahan seluas 3.740 hektare yang terbagi 7 zona. Kawasan ini diharapkan meningkatkan kompetensi SDM dan inovasi hilir sawit.
Kamis, 9 Agustus 2018, auditorium Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) menjadi ramai dan dipenuhi tamu serta undangan. Mereka datang untuk menghadiri Seminar Internasional bertemakan “The Achievement of Sustainable Palm Oil Industry and Competitiveness with Technology, Innovation, and Education of The Palm Oil Society”, yang diadakan untuk memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-23 Tahun 2018.
Pada 2018, peringatan Hakteknas ke-23 dilaksanakan di Provinsi Riau bertemakan “Inovasi dan Kemandirian Pangan dan Energi”. H. Muhammad Harris atau HM Harris, Bupati Pelalawan dalam kata sambutannya, menuturkan pelaksanaan peringatan Hakteknas tahun ini menjadi istimewa bagi Riau karena bertepatan dengan HUT Provinsi Riau ke-61 dengan mengambil tema “Transformasi Menuju Kemakmuran”. Riau menjadi penyelenggara Hakteknas 2018 karena provinsi ini menjadi salah satu lumbung energi nasional dan penyangga kebutuhan pangan di Pulau Sumatera, khususnya sektor pertanian dan perkebunan.
Di sektor perkebunan, kelapa sawit merupakan komoditi yang berkontribusibesar bagi PDRB Kabupaten Pelalawan. Menurut HM Harris, industri sawit di Kabupaten Pelalawan terutama di bidang perkebunan telah memberikan lapangan pekerjaan dan sumber pendapatan bagi masyarakat. Saat ini, perkebunan sawit di Kabupaten Pelalawan dengan luas secara keseluruhan 388 ribu hektare dikelola petani sawit seluas 119.131 hektare.
Di hadapan tamu serta undangan yang berjumlah 500 orang, HM Harris membeberkan keunggulan Techno Park Pelalawan yang telah dimulai pengembangannya semenjak 2012. Dalam pengembangan kawasan ini, Pemerintah Kabupaten Pelalawan dengan dukungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berupaya menjadikan kawasan ini sebagai wahana edukasi, pengembangan inovasi, dan teknologi berbasis sawit.
Di atas lahan seluas 3.740 hektare, Techno Park Pelalawan terbagi atas 7 zona antara lain antara lain pendidikan, riset, pemukiman, industri, pemukiman, konservasi, komersial dan zona publik. Harris menjelaskan zona pendidikan seluas 100 hektare telah berdiri Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) menjadi pilar utama dalam penyiapan sumber daya manusia di kawasan ini. ST2P beroperasi semenjak 2016 yang menjalankan proses belajar mengajar dengan kurikulum sesuai kebutuhan industri saat ini dan di masa depan.
“Hingga tahun kedua ini, jumlah mahasiswa yang belajar di Kampus Techno Park berjumlah 103 orang,” jelasnya. Keberadaan ST2P dibawah pengelolaan Yayasan Amanah Pelalawan dan dukungan pembiayaan anggaran Pemda Kabupaten Pelalawan serta bantuan CSR perusahaan.
Haris Munandar, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, dalam kata sambutannya, mengakui sangat takjub dengan luasan Techno Park di Pelalawan yang mencapai 3.700 hektare. Keberadaan Techno Park ini mendukung kerja Kementerian Perindustrian salah satunya dalam pembangunan sumber daya manusia dan industri turunan sawit.
Sekjen Kemenperin didampingi Bupati Pelalawan Muhammad Harris dan Rektor ST2P, Prof.Detri Karya, membuka seminar internasional ini. Seminar ini hasil kerjasama Pemerintah Kabupaten Pelalawan bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan dengan dukungan Kemenristekdikti, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), BPPT, dan Bank Riau Kepri.