JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Industri kelapa sawit punya peranan penting dalam rangka mengurangi dampak perubahan iklim sebagai tindaklanjut dari pertemuan COP21 di Paris yang merumuskan kesepakatan global dalam pengurangan emisi. Untuk itulah, PT SMART Tbk bekerjasama dengan WWF dan CIRAD Perancis menggelar International Conference on Oil Palm and the Environment (ICOPE) ke-5.
Konferensi ini berlangsung dari 16 sampai 18 Maret 2016, di Nusa Dua Bali. Daud Dharsono, Direktur Utama PT SMART Tbk mengatakan bahwa perlu upaya semua pemangku kepentingan untuk menemukan solusi yang paling tepat dan sesuai bagi Indonesia untuk mengatasi dampak perubahan iklim.
“Oleh karena itu, perlu dilakukan kolaborasi untuk terus berinvestasi dalam mengembangkan riset-riset inovatif dalam rangka beradaptasi terhadap dampak negatif perubahan iklim guna meningkatkan produktivitas minyak kelapa sawit berkelanjutan Indonesia,” ujar Daud dalam jumpa pers ICOPE, di Jakarta, pada Kamis (21/6).
Dalam acara ini akan dihadiri pakar lingkungan internasional terkemuka, perwakilan lembaga pemerintah, LSM, industri, peneliti senior serta akademisi. Haskarlianus Pasang, Ketua Penyelenggara ICOPE-5, menjelaskan bahwa ada keinginan dari pelaku sawit untuk menjadi bagian dari pengurangan emisi. Dalam hal ini, kelapa sawit punya peranan menekan emisi melalui riset yang inovatif dari aspek biomass dan fasilitas methane capture.
“Untuk tahun ini, kami perkirakan jumlah peserta yang akan hadir 400 orang dari 19 negara,” tuturnya.
Nyoman Iswarayoga, Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF Indonesia mengakui ICOPE telah diakui sebagai forum ilmiah internasional yang kredibel. Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007, konferensi ini mendapat perhatian luas dari berbagai pihak di dalam dan luar negeri karena memberikan kontribusi penting dalam transformasi produksi minyak sawit berkelanjutan di Indonesia.
Sementara itu, Dr. Alain Rival, CIRAD Resident Regional Director for Southeast Asia, menyatakan ICOPE telah mendapat tempat utama sebagai wadah berbagi pengalaman dan mengidentifikasi solusi bersama para pakar yang relevan di bidangnya yang sangat bermanfaat bagi industri kelapa sawit.
“Fokus kita tahun ini adalah bagaimana menjadikan ICOPE sebagai ajang inovasi dan berbagi metoda ilmiah yang dapat memberikan alternatif-alternatif baru yang dapat diimplementasikan demi kemajuan industri kelapa sawit kita,” ungkapnya.
ICOPE 2016 tahun ini diharapkan akan mendorong industri minyak kelapa sawit memimpin upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan solusi-solusi ilmiah. Pelaksanaan konferensi internasional ini dirasakan semakin relevan mengingat tidak menentunya dampak perubahan iklim ekstrim seperti El Nino pada tahun 2015 lalu yang memberikan kontribusi terhadap krisis kabut asap di Asia Tenggara. Konferensi kali ini akan menghadirkan panel khusus untuk membahas bagaimana beradaptasi dan meminimalisir dampak negatif El Nino.
Sumber foto: istimewa