JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) bergerak cepat untuk mencegah harga Tandan Buah Segar semakin anjlok. Ada sejumlah usulan disampaikan kepada Menko Marves Maritim, Luhut Panjaitan yang juga menjabat Ketua Pengarah Satgas Tata Kelola Industri Sawit dan Optimalisasi Optimalisasi Penerimaan Negara.
“Ada hubungan erat antara lemahnya Permentan 01/ 2018 dan EUDR (EU Free Deforestation Regulation) terhadap ambruknya harga CPO domestik. Masalah ini akan berdampak langsung kepada harga TBS Petani sawit yang menanggung semua beban di hilir. Saat ini, isu pasar adalah TBS petani,” ujar Dr. Gulat ME Manurung, MP, CAPO, Ketua Umum DPP APKASINDO.
Gulat mengatakan telah menugaskan Rino Afrino, Sekjen APKASINDO untuk melaporkan dan berkoordinasi langsung kepada Ketua Pengarah Satgas Tata Kelola Industri Sawit dan Optimalisasi Optimalisasi Penerimaan Negara yaitu Bapak Luhut Binsar Panjaitan.
“Saya sendiri minggu lalu sudah melapor kepada Pak Moeldoko sebagai Ketua Dewan Pembina DPP APKASINDO, Perihal kondisi keterpurukan harga petani sawit” kata Gulat.
“Untuk itu, kami mohon Bapak Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menko Marves Maritim agar menolong petani sawit dengan meng-nolkan pungutan ekspor sawit sementara waktu dengan menginstruksikan Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan. Harapannya, harga TBS akan terdongkrak,” urainya.
Gulat mengatakan dengan pungutan ekspor sawit sebesar US$95/ton praktis membebani harga TBS petani sebesar Rp285/kg.
“Sementara itu, kami tetap mendukung Bea Keluar (BK) saat ini US$74/MT CPO atau setara dengan beban TBS Rp225/kg) karena negara sangat membutuhkan pajak dari sawit untuk membangun negara ini,” tegas Doktor Lingkungan Universitas Riau ini.