Bagi tanaman kelapa sawit yang berada di lahan marjinal, kondisi tanah yang kurang bagus mengakibatkan pohon tidak dapat menyerap pupuk secara optimal. Dampaknya, hasil panen buah sawit tak sesuai dengan estimasi perusahaan. Untuk itu, tanaman butuh suplemen yang berfungsi membantu penyerapan unsur hara di dalam pupuk.
Keterbatasan lahan menjadi kendala utama bagi pengembangan perkebunan kelapa sawit untuk tahun-tahun mendatang. Bagi pelaku usaha mendapatkan calon lokasi perkebunan yang bertipe S-2 sangatlah sulit, itu sebabnya lahan yang bertipe S-3 dengan tekstur pasir dan tanah lempung menjadi pilihan. Umumnya, lahan tipe S-3 dapat dijumpai di Kalimantan dan Sulawesi.
Rijono Heru Setijawan, General Manager Marketing and R&D PT Visi Karya Agritama, mengatakan tanaman kelapa sawit yang berada di lahan yang miring dan tanah berpasir perlu perlakuan khusus supaya produksi buah sawitnya tidak mengecewakan. Salah satu caranya, memperbaiki kelembaban dan kesuburan tanah.
PT Visi Karya Agritama telah mengeluarkan produk Humic Plus Fertitani sebagai suplemen yang membantu pertumbuhan tanaman dan memperbaiki struktur tanah (fisik, kimia dan biologi). Produk ini telah dirilis semenjak 2009.
Humic Plus Fertitani diekstrak dari deposit alami bahan organik yaitu leonardite yang telah mengalami proses geologi dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, produk ini diperkaya unsur hara makro, unsur-unsur hara mikro, hormon-hormon pertumbuhan, dan mikroba-mikroba penting tanah.
Dalam produk Humic Plus Fertitani, terdapat kandungan utama berupa humic acid. Sebagai informasi humic acid ini merupakan komponen utama dari humus sebagai hasil akhir proses dekomposisi bahan organik yang mempunyai berat molekul tinggi, warna hitam kecoklatan, dan terkandung muatan negatif yang dipengaruhi pH. Dengan muatan negatifnya ini, humic acid dapat mengikat kation logam seperti Fe, sehingga meminimalisir kegiatan logam di dalam tanah.
Rusli Hamdani, Agronomis PT Visi Karya Agritama menyatakan humic acid ini cocok digunakan pada lahan marjinal karena memperbaiki sifat fisik tanah dan merubah komposisi tanah menjadi media tumbuh yang memiliki unsur hara cukup. Humic acid ini memang substansi humus yaitu bahan organik yang sudah stabil untuk membantu kesuburan tanah.
Dalam Humic Plus Fertitani, terdapat kandungan fulfic acid yang justru dominan, dimana zat ini dapat membantu pupuk menembus dinding sel atau jaringan tanaman. Humic acid dan fulfic acid mempunyai kapasitas tukar kation atau KTK (± 200 me/100 g) yang lebih tinggi dibanding dengan KTK tanah (5-30 me/100 g). Rijono Heru Setijawan menjelaskan KTK ini ibarat tangan yang mengikat pupuk dan air sehingga efisiensi penggunaan pupuk dapat ditingkatkan dan kehilangan pupuk dapat diminimalisir. Tingginya KTK yang terdapat dalam suplemen ini juga meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap air sehingga kelembaban tanah meningkat dan membantu tanaman untuk bertahan dalam kondisi lahan yang kering.
“Humic acid dan fulfic acid ini dapat mengikat air lebih dari 20 kali beratnya sendiri atau lebih yang mempertahankan kelembaban tanah supaya tanah tidak terlalu kering. Kondisi tanah yang lembab akan memungkinkan kehidupan mikroba tanah yang lebih bagus,” kata dia
Dia mengatakan humic plus ini diperkaya dengan mikroba tanah penambat Nitrogen (salah satunya dari jenis Azotobacter sp.) yang dapat membantu pengikatan nitrogen dari udara yang terdapat dalam pori-pori tanah.
Komposisi dalam Humic Plus Fertitani antara lain humic substance +/- 9%, pH +/- 8, N < 2%, P2O5 < 2%, K2O < 2%, B2O3 < 500 ppm, Cu < 500 ppm, Zn < 500 ppm, hormon pertumbuhan < 5000 ppm dan unsur lainnya.
Rijono menambahkan kandungan lain dari produk ini terdapat pula bakteri (salah satunya dari jenis Bacillus sp.) yang dapat mengeluarkan cairan untuk melepaskan ikatan fosfor dan kalium di dalam tanah sehingga ketersediaan unsur hara fosfor dan kalium meningkat bagi tanaman. Ada pula unsur mikro lain seperti boron (B), tembaga (Cu), dan Zinc (Zn). Boron mencegah kegagalan dari transisi dari bunga ke buah sehingga kerontokan bunga sawit dapat dicegah dan pembentukan buah sawit lebih tinggi. Tembaga dan Zinc itu membantu titik pertumbuhan daun dan kelapa sawit.
Hormon pertumbuhan, lanjut Rijono, juga diberikan (seperti auksin dan giberelin) sehingga tanaman bisa tumbuh lebih cepat lagi. “Dengan ditambahnya unsur mikro Cu & Zn dapat mendorong pertumbuhan tanaman lebih bagus lagi,” kata dia.
Rusli Hamdani, menjelaskan sebagai suplemen tambahan dari pupuk, maka aplikasi Humic Plus Fertitani dilakukan segera setelah tanaman mendapatkan pupuk. Rentang waktunya lebih baik seminggu untuk menghindari dampak yang seolah-olah negatif terhadap pertumbuhan pohon.
Ditambahkan kembali, dosis Humic Plus Fertitani untuk kelapa sawit sebanyak 100 ml per pohon per tahun dianggap efektif. Cara pemakaian produk ini dapat diencerkan yakni satu liter Humic Plus Fertitani berbanding sembilan (atau lebih) liter air bersih. Selanjutnya, produk ini dapat disiramkan di permukaan tanah di sekeliling perakaran tanaman di bawah tajuk daun tanaman.
“Setelah menggunakan suplemen ini, produksi buah sawit dapat naik setidak-tidaknya +/- 20%,” kata dia.
Tercatat sudah ada beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit yang menggunakan produk ini antara lain PTPN XIII di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan, PT Kebun Citra Asri, dan PT Surya Jorong.
Perluasan lahan kelapa sawit yang mengarah kepada Indonesia Timur seperti Kalimantan dan Sulawesi, akan menghadapi kendala karena lahan disana bertipe tanah marjinal. (am)