Serangan hama ulat kantung dan ulat api di perkebunan kelapa sawit tidak dapat diremehkan karena berpotensi merusak tanaman sawit dan menurunkan hasil produksi. Apabila ingin mengendalikan kedua hama tadi tanpa mengganggu predator dan serangga penyerbukan, sangatlah tepat pelaku kebun menggunakan Starthene 75 WDG.
Tanaman sawit sangat rawan terkena serangan ulat kantung dan ulat api selalu ada setiap saat akan tetapi lebih sering serangan lebih berat akan muncul pada saat peralihan musim kemarau dan musim hujan. Dampak yang ditimbulkan kedua hama ini bisa menjadi sangat berat karena dapat merusak tanaman dan menurunkan hasil panen bilamana daun melidi karena seluruh bagian daun habis dimakan kedua hama ini. Tingkat kerusakan daun tanaman dapat mencapai 50% disebabkan oleh serangan hama ulat kantung, dan sekitar 60%-80% disebabkan oleh hama ulat api.
Azwin Lubis, Area Manager Sumatera PT Catur Agrodaya Mandiri (UPL Group), mengatakan serangan hama ulat ini mengkhawatirkan pelaku usaha sawit karena tanaman sawit dapat drop produksi mencapai lebih dari 50% selama 24 bulan. Akibatnya, pelaku usaha mesti memperbaiki kembali (pemupukan ekstra) tanaman supaya dapat menghasilkan. “Itu pun dengan syarat tidak diganggu lagi oleh hama ulat dan ulat api, selama masa recovery,” kata Azwin kepada SAWIT INDONESIA.
Starthene 75 WDG merupakan produk insektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama ulat kantung dan ulat api. Produk ini didistribusikan oleh PT Mest Indonesiy yang merupakan importir dan distributor utama pupuk, agrokimia, dan benih.
Azwin Lubis menjelaskan, sebenarnya Strathene 75 WDG merupakan insektisida yang berguna untuk mengendalikan pelbagai hama penghisap dan pemakan daun, dengan bahan aktifnya adalah asefat yang larut dalam air sehingga mudah diserap melalui batang (trunk injection) dan daun. “Jadi, produk ini merupakan pengendalian ini yang bersifat sistemik maupun kontak pada hama,” kata Azwin.
Starthene 75 WDG mempunyai beberapa keunggulan yakni pertama; produk ini sangat efektif dalam mengendalikan semua jenis hama penghisap pada seluruh fase larva khususnya ulat kantung dan ulat api, dimana sebaiknya dikendalikan pada saat stadia larva instar 1 (fase ulat mulai aktif makan). Kedua, Aplikasi Starthene 75 WDG juga dapat dilakukan dengan penyemprotan maupun trunk injection. Ketiga, produk ini aman bagi serangga yang bermanfaat untuk pengendalian hama terpadu. Dan keempat, produk ini juga sangat kompatibel dengan bahan kimia lainnya, Kelima, tidak ada residu dan lebih dari formulasi asepat lainnya (SP-WP).
“Ya, untuk itu Starthene bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mengendalikan hama ulat kantung, dan ulat api pada kelapa sawit dan hama penggerek batang lainnya. Karena hama mati sementara predator yang berguna seperti syscanus, atau predator lain tidak akan terganggu sehingga kondisi hama ini dapat membantu mengendalikan secara alami,” ujar Azwin Lubis.
Cara penggunaan Starthene 75 WDG
Khusus tanaman sawit yang sudah tinggi, tidak terjangkau oleh mesin mist blower, aplikasi Starthene 75 WDG melalui cara penyuntikan (trunk injection) pada batang tanaman sawit. Sebelum dilakukan penyuntikan, alat pengendali hama yang berbentuk granular ini dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1 kg Starthene + 2 atau 3 liter air. Lalu dilakukan pengeboran pada batang pohon dengan mesin bor. “Pengeboran hanya berkisar selama 5-7 detik, karena batang sawit itu lunak,” kata Azwin Lubis.
Setelah pengeboran batang selesai, maka Starthene yang telah dilarutkan dalam air dimasukkan ke dalam alat suntik (spuit). Dan baru dilakukan trunk injection pada setiap tanaman kelapa sawit. Sedangkan untuk dosis penyuntikan batang adalah yaitu setiap 10 – 15 gram Starthene dilarutkan dengan 20-30 ml air setiap pohon. Sementara itu, untuk usia kelapa sawit yang masih terjangkau alat spray, dengan penggunaan dosis hanya berkisar 1- 2 gram setiap satu liter air. Penggunaan air dalam satu hektare perkebunan kelapa sawit disesuaikan dengan luasan canopy daun atau umur sawit,
Menurut Azwin Lubis, proses trunk injection ini yang membawa racun dari asefat melalui proses absorbsi-evapotranspirasi hara secara acropetal ke daun. Efeknya, hama yang memakan sedikit saja daun kelapa sawit akan langsung mati namun efek dari Starthene baru terlihat setelah 12 jam penyuntikan dan mampu bertahan sampai 30 hari.
Susanto Nusalim optimistis produk starthene akan diterima oleh pelaku perkebunan kelapa sawit yang seringkali terserang hama ulat kantung dan ulat api. Apalagi, produk ini sangat spesifik dan membantu kegiatan perkebunan sawit. Selain itu, produk ini pun mengikuti standar Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesia Sustainable on Palm Oil (ISPO) karena tidak membunuh organisme lain seperti serangga predator dan mempunyai sertifikasi ISO 9001, 14001, 18001. (Hendro R)