Jakarta, SAWIT INDONESIA – SIPEF, kelompok usaha agroindustri asal Belgia, membukukan pendapatan sepanjang tahun 2023 hingga US$443,886 juta atau sekitar Rp6,65 triliun (kurs Rp15.000). Namun demikian, kinerja pendapatan perusahaan yang terdaftar di Bursa Euronext Brussels turun 15,8% dari tahun sebelumnya berjumlah US$527.460 atau sekitar Rp7,91 triliun. Apa penyebabnya?
Berdasarkan keterbukaan informasi, perusahaan melaporkan penurunan pendapatan dipengaruhi harga jual CPO dan produksi. Harga jual ex-mill gate tahun 2023 adalah USD 739 per ton untuk Indonesia (2022: USD 840 per ton), USD 988 per ton untuk Papua Nugini (2022: USD 1.222 per ton) dan USD 829 per ton untuk Grup (2022: USD 996 per ton).
Kontribusi produk sawit bagi pendapatan perusahaan mencapai 91%. Sepanjang 2023, produk sawit membukukan nilai penjualan US$405.380 atau turun 8% dari tahun sebelumnya berjumlah US$495.737.
Dari aspek geografis, bisnis SIPEF di Indonesia berkontribusi US$225.360 atau sekitar 50% bagi keseluruhan pendapatan perusahaan. Perkebunan sawit perusahaan tersebar di Sumatera Utara, Bengkulu,dan Palembang. PT Tolan Tiga menjadi perwakilan SIPEF di Indonesia yang mengelola 98.606,87 ha perkebunan sawit serta karet dan 2.052 ha perkebunan teh.
Seiring dengan meredanya El Nino dan semakin matangnya pengembangan di Sumatera Selatan, diharapkan total produksi 300.000 ton minyak kelapa sawit untuk operasi SIPEF di Indonesia dapat tercapai. Terlepas dari tantangan yang sedang berlangsung akibat banjir yang melanda sebagian perkebunan tanah di Sumatera Utara, yang berdampak pada kegiatan panen reguler, ada berita positif mengenai cuaca dan kondisi panen di daerah lain di Indonesia. Diharapkan ada peningkatan jumlah panen yang diantisipasi, yang menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan dibandingkan dengan kuartal pertama 2023. Di akhir tahun, produksi di wilayah Bengkulu mungkin masih akan mengalami dampak dari musim kemarau yang sangat kering yang dialami perkebunan pada kuartal ketiga tahun 2023.
Perkebunan sawit SIPEF di Hargy Oil Palms Papua Nugini menghadapi tantangan musim hujan yang biasa terjadi di awal tahun, namun tidak berdampak besar. Hal ini dapat menyebabkan penurunan keseluruhan hingga 20% dari volume produksi tahun lalu, namun masih melebihi 120.000 ton per tahun.
Secara keseluruhan, SIPEF memproyeksikan produksi sawitnya naik 7% menjadi 420 ribu ton. Pada 2023, total produksi sawit perusahaan 391.215 ton di mana minus 3,1% dari tahun 2022 berjumlah 403.927 ton.
Selain kelapa sawit, perusahaan iuga mengelola perkebunan pisang, karet, dan teh. Perkebunan pisang SIPEF berada di Pantai Gading dengan total produksi 40.976 ton.
Berdiri 1919, SIPEF (Société Internationale de Plantations et de Finance) awalnya memberikan pendampingan keuangan dan teknis kepada perusahaan perkebunan dan bertanggungjawab untuk penjualan lokal dan ekspor. Lalu memasuki 1930, SIPEF memegang kendali atas manajemen teknis di lebih dari 15 perusahaan produksi, seperti: Federated Malay States Rubber, Telok Dalam, Tjikadoe, Tolan Satoe, Tolan Tiga, selama hampir 10 tahun, lalu mengembangkan budidaya perkebunan karet mencapai 40.000 hektar.